Senin, November 28, 2011

One Love. Chapter 4 (by : 신 리 현)

“Annyeong.  Boleh aku duduk ?” tanya  Eunhyuk  dengan penuh percaya diri.

“Tidak boleh.” Jawab Rihyun asal. Ia langsung menahan ketawa saat melihat ekspresi Eunhyuk yang aneh ketika ia yang tidak diperbolehkan duduk oleh dirinya.

“wae? Ini kursi umum. Siapapun bisa duduk disini.” Balasnya

“Kata siapa ? Kursi ini berada tepat di depan rumahku, jadi kursi ini milikku.”

“Ne ? Andwe. Penghuni rumah ini kau dan MinYoung. Jadi kursi ini juga milik Minyoung.” Jawab Eunhyuk tak mau kalah. Ia berharap bisa memenangkan perdebatan konyol ini. Ia tahu RiHyun sangat jago sekali dalam hal berdebat.

“Tidak bisa. MinYoung sedang tidak ada di rumah, jadi kursi ini adalah milikku.” Ledek RiHyun. Ia benar-benar tidak bisa menahan ketawanya lebih lama lagi melihat wajah Eunhyuk yang memelas.

“Baiklah kalau begitu. Jadi aku tidak boleh duduk nih ? Aku pulang saja yah.” Ia mencoba merayu Rihyun yang hanya dibalas dengan dengan anggukan. Ia menghela napas. Ia pun melanjutkan,” Lalu, siapa yang tadi menelponku untuk menemaninya mengerjakan skripsi ?!”

“Iya.. iya.. Kau boleh duduk kok. Lagipula aku hanya bercanda tadi.” Jwab RiHyun santai. Ia senang sekali bisa bersama Eunhyuk.

“Tumben sekali kau tidak meneleponku. Biasanya kau menelepon DongHae kalau ada apa-apa.”

“Sudah ku telepon tapi tidak diangkat. Memangnya kenapa ? tidak boleh ya?”

Eunhyuk terdiam, lagi-lagi aku nomor dua! Namun Ia langsung tersenyum dan berkata,“Tentu saja boleh! Kau ini, mana mungkin aku menolakmu ?” spontan, Eunhyuk menjadi salah tingkah, tapi ia senang. Semoga saja RiHyun akan mengerti.

“Maksudmu ? Berarti, kalau aku sedang butuh kamu, kamu akan langsung datang menemuiku ?”

“Hm.. Jadi, kalau sedang butuh saja ya ? Ketika kau tidak butuh aku, kau tidak akan meneleponku ?” tanya Eunhyuk. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah RiHyun hingga jarak mereka hanya sekitar 5cm.

“Ne ? Tentu saja tidak. Aku akan meneleponmu kapanpun kau butuh aku.” Jawab RiHyun polos.

“Benar ya ? Kalau aku butuh kau tiap saat bagaimana ?”

“Mm.. Kalau begitu aku akan meneleponmu dan mengobrol denganmu sampai kau benar-benar bosan mendengar suaraku.”

“Kau yakin ?” Ia bertanya sekali lagi kepada RiHyun sambil mendekatkan lagi wajahnya pada wajah RiHyun. RiHyun hanya mengangguk dan menjauhi diri dari Eunhyuk.

“Kalau begitu, sekalian saja kita pacaran. Otokke ?”

“Apa ? Yang benar saja Eunhyuk-ah. Aku tidak mau. Lagipula tidak segampang itu.” Sungguh, Rihyun terlihat sangat menyesali ucapan yang baru saja ia keluarkan. Harusnya ia tidak mengatakannya. Bukan maksudnya ia tidak menyukai Eunhyuk, tapi memang tidak segampang itu.

“Tentu saja tidak segampang itu, kau pasti lebih memilih Donghae dibandingkan aku. Iya kan ?

“Ne ? Anniya, aku menyukai Donghae hanya sebatas teman. Itu saja, tidak lebih.”

“kau juga berkata seperti itu padaku. Jadi siapa yang kau suka ? Aku atau Donghae ?”

Rihyun mengabaikan pertanyaan Eunhyuk. Mana mungkin ia mengatakan kalau ia menyukainya, bukan Donghae. Itu sama saja kalau ia menyatakan perasannya terhadap Eunhyuk. Dan ia, tidak mau itu. “Kau dulu yang bilang kalau kau menganggapku sebagai teman. Ingat ? Malam itu, kau bilang ‘Aku beruntung punya teman sepertimu.’ Benar kan ? Ayo..” Eunhyuk memegang tangan Rihyun. Hal ini membuat Rihyun tidak sempat menyelesaikan ucapannya.

“Benarkah kau tidak menyukaiku ? Kupikir, ucapanmu tadi siang memang sungguhan.”

“Aigo! Itu hanya drama. Bagaimana mungkin kalau aku sungguhan.” Omo!, mungkin kalau keadaan tidak sedang malam hari, Eunhyuk pasti bisa melihat dengan jelas kalau wajah RiHyun menjadi merah saat ia berkata seperti itu.

“Tapi, kenapa ya ? Aku merasa kau sungguhan mengucapkan hal itu padaku. Apalagi saat adegan aku yang tidak sengaja tertembak. Kau terlihat begitu sedih Hyun-ah ?”

“Haaah ? Anniyo. Aku hanya mendalami peran itu saja. Lagipula, gara-gara kita drama Ryeowook jadi berantakan tau ? Untung saja endingnya cukup masuk akal. Kalau tidak ? Hmmm.”

“Hahaha. Lagian, kenapa juga coba kamu tiba-tiba melakukan adegan yang seharusnya tidak kau lakukan ? Tapi bagaimanapun juga, Hyun-ah, sepertinya kita berdua akan terkenal menjadi pemain teater deh.”

“Ne? Aku harap suatu saat kita bisa tampil berdua lagi di atas panggung.” Eunhyuk pun tersenyum lebar. Ia sangat senang mendengar ucapan RiHyun barusan.

*
Flash.back
Part 1.

“Apakah kita terlambat ?” tanya eeteuk-oppa kepada semuanya.

“Sepertinya tidak. Lihat ! Benar kan ?” Heechul menjawab Eeteuk sambil menunjuk ke arah panggungnya.

“Tapi harusnya acaranya mulai 5 menit yang lalu. Benar kan ?” tanya donghae penasaran. Ia melihat jam tangannya yang menunjukkan waktu pukul 12. 55 pm dan acara mulai jam 12.50 pm.

“Mungkin ada sedikit gangguan teknis ? Atau mungkin pemainnya ada yang belum datang ?” Rihyun ikut bicara. Ia kemudian melihat ke seluruh ruangan yang ternyata sudah hampir dipenuhi penonton.

“Yasudahlah. Dimana kursi kita ?” tanya Eunhyuk

“Kalau tidak salah kita dapat bagian depan.” Jawab Heechul.

“Tunggu sebentar. Ryeowook menelpon.” Eeteuk menahan mereka semua. Ia pun mengangkat telpon darinya. “Yoboseyo? Ada apa ryeowook?” tanya Eeteuk heran. Harusnya ia tidak menelepon dirinya.

“Ne, yoboseyo-hyung. Hyung, apakah heechul hyung datang juga ? Aku butuh bantuan kalian sekarang.”

“Ne, dia ada bersama kami. Apa yang terjadi memangnya ?”

Part 2.

“Akhirnya kalian datang juga. Hyung, kami mohon bantuanmu.  Pemeran pembantu namja tidak bisa datang hari ini dan pemeran utama wanitanya sakit, baru saja ia dibawa ke ruang kesehatan. Heechul hyung, bisakah kau menggantikan peran wanitanya ? Jebal..”

“Apa ?? Yang benar saja. Aku belum ada persiapan apa-apa Ryeowook. Bagaimana mungkin aku bisa melakukannya ?”

“Ayolah, Eunhyuk hyung. Kau mau membantuku juga kan ?”

“Aku ? Kenapa harus aku ?” tanyaEunhyuk tak kalah kaget.

“Ini kan drama Chunyang hyung. Dan yang tidak datang adalah yang memerankan pengawal dari Miyoungbogi. Kupikir, itu cocok dengan karaktermu. Ayolah, kau tega melihat pertunjukkanku berantakan ? Heechul hyung mau ya ?”

“Mmm Baiklah. Tapi jangan salahkan aku kalau aku banyak improvisasinya dan tidak sesuai naskah.” Jawab Eunhyuk.

“kenapa tidak Rihyun saja yang jadi pemeran utama wanitanya ?” tanya MinYoung spontan  kepada semuanya. Mereka semua terdiam.

“Aku setuju! Kau tidak akan menolak kan Hyun-ah ?” heechul memulai. Ia tersenyum senang, bukan karena ia yang tidak jadi memerankan tokoh wanitanya. Hanya saja, Heechul tahu kalau Rihyun memang sangat ingin bisa tampil di atas panggung.

“Andwe andwe. Aku tidak mau Heechul-oppa.”

“YAH! Kenapa harus malu-malu sih Hyun-ah? Tiap hari kau selalu berlatih juga kan ?”

“Minyoung-ah ?? Kau ini kenapa buka aibku ?” Donghae yang sedari tadi memperhatikan Minyoung, tertawa kecil melihat keduanya. Sepertinya kita ber-empat memang ditakdirkan untuk berjodoh.

“Sudah diputuskan. Rihyun yang akan menjadi pemeran utamanya. Setuju ?” tanya Eeteuk-oppa bersemangat.

“Setuju!”

“Tapi kan tidak segampang itu. Ryeowook, kau tidak keberatan aku menjadi pemain utamanya bersamamu 
?”

“Tidak apa-apa Noona. Aku malah senang hehe.”

“Tuhkan ! Ryeowook saja tidak apa-apa. Apa lagi sih yang kau khawatirkan ? Lagipula, harusnya kau merasa senang bisa berakting juga bersama Eunhyuk. Bukankah itu yang kau mau Hyun-ah ?” ledek Minyoung. Sungguh, semua orang yang ada di belakang panggung itu pasti bisa melihat wajah Rihyun yang memerah karena malu.

“Jinca ? Kurasa, Eunhyuk sama seperti Rihyun. Malah, sepertinya Eunhyuk lebih senang. Benar kan ?” Donghae tak mau kalah meledek mereka berdua. Ia merasa senang puas sekali membuat mereka malu. Habis, ia terlalu kesal kepada Eunhyuk, kenapa ia tidak pernah memberanikan diri menyatakan perasannya kepada Hyun-ah coba ? Padahal sudah jelas-jelas ia memberitahu dirinya kalau Rihyun juga mempunyai perasaan yang sama dengan dirinya.

“Andwe!” jawab Eunhyuk dan Rihyun bersamaan. Mereka saling menatap satu sama lain dan tertawa. Sepertinya mereka berdua senang sekali ya , menutupi rasa malu mereka dengan tertawa ?

“Yah! Donghae Minyoung! Kalian ini bicara apa sih ? Kita ini hanya ber-te-man. Tidak lebih.” Rihyun memasang wajah sinis kepada mereka berdua. Ia juga menekankan ucapannya pada kata ‘berteman’ mengingat ucapan Eunhyuk malam itu.

“Hei, kalian sudah siap ? Mereka semua sudah menunggunya. Kasihan juga penontonnya.”

“Baiklah. Ryeowook ?” panggil Rihyun, “bisakah aku membaca naskahnya sebentar ?”

“Tentu saja. Semoga kita bisa bekerjasama ya, Noona. Hwaiting !!” Ryeowook tersenyum manis yang merupakan khas dari dirinya. Rihyun membalas senyumnya.

Part 3.

“YAH! Hyun-ah ! Kau bagus sekali tadi. Sungguh aku tak menyangka kau akan sebagus itu.” MinYoung menghampiri Rihyun di ruang ganti.

“Yang benar saja. Ceritanya kacau tahu ? Dan itu gara-gara aku.” Jawabnya dengan raut wajah yang terlihat kesal.

“Yaah! Tapi endingnya bagus kok. Kau mati bersama Eunhyuk. Haaah,- cerita yang sangat romantis.”

“Romantis sih romantis. Tapi, Young-ah !! Itu bukan drama Chunyang namanya !! Untung saja Ryeowook bisa improvisasi. Sungguh, mereka orang-orang hebat.”

“Sudahlah, aku heran padamu. Harusnya kau itu senang karena endingmu bersama Eunhyuk. Itu kan membuktikan bahwa kalian memang berjodoh. Kalau aku jadi kau, aku sudah senyum-senyum sendiri dari tadi. Lagipula, kenapa bisa endingnya seperti itu hayo ?”

“em?” Rihyun terdiam.Ia seperti sedang memikirkan sesuatu tapi entah apa itu. Ia kemudian melanjutkan, “Aku sendiri juga tidak tahu.”

“Ne ? Kau ini ada-ada saja. Yasudah, cepat ganti bajumu.” Minyoung pergi meninggalkan RiHyun yang hanya dibalas dengan anggukan Rihyun. Tiba-tiba, Rihyun tersenyum. Senyum yang memperlihatkan kalau ia senang.

Di luar sana, Eunhyuk juga dipuji oleh yang lainnya karena jujur saja, aktingnya sungguh bagus. Heechul oppa bahkan sangat heran kenapa ia bisa akting sebagus itu padahal selama ini Eunhyuk bisa dibilang payah sekali dalam hal berakting. Sepertinya, kali ini Eunhyuk patut dipuji. Entah apa yang membuatnya bisa mendalami peran tersebut. Mungkin Rihyun?

“Eunhyuk-hyung. Kau tahu, aku bahkan sempat bingung dan deg-degan apakah drama ini bisa diselesaikan. Rihyun noona benar-benar keren. Bagaimana mungkin ia bisa melakukan ending seperti itu ? Aku saja tidak sempat berpikir ke sana. Hahaha” Ryeowook berkomentar dengan panjang lebar. Ia benar-benar merasa drama kali ini sungguh WOW! Ini pertama kalinya ia mengalaminya.

“Jadi, drama teater tadi bukan drama Chunyang ya ? Tapi Chunyang Romeo dan Juliet. Yah! Eunhyuk-ah ! Kau tahu ? Kalian berdua sungguh keren. Kalian ini memang cocok sekali ya ? Aku tidak tahu, apakah adegan tadi itu memang kebetulan atau bagaimana. Tapi lihat saja, kalian seperti sudah ditakdirkan menjadi pasangan. Kenapa kalian tidak jadian saja ?” Heechul menambahkan.

“Benar itu. Eunhyuk-ah. Aku, sebagai leader-mu dan juga hyung-mu merestui kalian kok.” Jawab Eeteuk sambil menyeruput teh-nya lagi.

“Jinca ?? Kuharap juga begitu hyung. Tapi, ia bukan menyukaiku melainkan orang yang berada di sebelahku ini.” Eunhyuk melirik ke sebelah kirinya, dimana tempat Donghae duduk.

“kau jealous HyukJae ? Yang benar saja! Bagaimana mungkin Hyun-ah menyukaiku ? Kau tidak pernah sadar ya ? Bagaimana sikap Hyun-ah padamu ? Sudah jelas kan, kalau ia menyukaimu.”

“Serius ? aiish, dia terlalu cuek padaku.” Jawabnya datar.

“Begini ya Hyukjae.. Kau ini tidak mengerti-mengerti sih ?! Buktinya saja, apa yang membuat Hyun-ah melakukan kesalahan pada drama tadi ?  Harusnya itu kan dia endingnya bersama Ryeowook, bukan kau HyukJae. Tapi melihat kau terpanah oleh musuh Ryeowook, ia bukannya menghampiri Ryeowook malah menghampiri kau yang terjatuh. Padahal itu hanya bohongan, tapi ia melihat kau seolah-olah ia benar-benar akan kehilangan dirimu hingga ending-nya, ia, Rihyun-ah sebagai Chunyang malah bunuh diri juga karena  melihat kau yang mati. Untung saja narator tadi tanggap, langsung mengatakan kalau selama ini Chunyang menyukai pengawal dari Miyoungbogi”

“Donghae benar Eunhyuk-ah. Aku sangat setuju dengan Donghae.” Minyoung yang baru saja muncul dari kamar ganti RiHyun angkat bicara.

“ Jadi, apa lagi yang kau tunggu ?” tanya Donghae sekali lagi

“Entahlah. Aku melihat Rihyun-ah masih canggung padaku.” Eunhyuk menghela napas panjang. Terkadang, ia frustasi menghadapi Rihyun yang masih jaga jarak terhadap dirinya namun tidak pada Donghae. Ia dan yang lain tidak sadar juga, kalau ternyata Rihyun juga terlihat sedih mendengar ucapan Eunhyuk barusan. Rihyun sempat berguman, “Mianhae Eunhyuk-ah..”

*

“Rihyun-ah. Coba kau lihat ke langit. Bagus ya ? Dari sini, aku benar-benar bisa melihat banyak bintang. Pantas saja banyak orang yang bilang kalau melihat bintang memang indah. Aku baru sadar sekarang.”

“Memangnya selama ini kau tidak pernah melihat bintang-bintang ? Kemana saja memangnya ?” Eunhyuk hanya menggeleng. Ia memang sudah tidak pernah melihat bintang lagi beberapa tahun terakhir ini.

“Jadwalku padat. Belum lagi aku yang harus membagi waktu antara karir dan kuliahku. Aku harus cepat-cepat menyelesaikan kuliahku.”

“Orang sibuk pasti beda. Tapi, aku justru kagum lho. Kau bisa membagi waktumu dengan baik. Kalau aku jadi kau, mungkin aku akan kwalahan. Haha” Rihyun tersenyum pada Eunhyuk begitu juga sebaliknya. Angin musim gugur berhembus kencang. Membuat mereka kedinginan, padahal RiHyun sudah memakai kaos panjang.

“Kau kedinginan ya ? Pakai saja jaket dan topiku. Nih” Eunhyuk memberikan jaket dan topi yang biasa dipakai saat musim dinginnya itu kepada RiHyun.

“Lalu, kau sendiri bagaimana ? Kau pasti akan kedinginan juga.” Rihyun menolak tawaran Eunhyuk meskipun ia sendiri memang kedinginan. Ia tidak tega kalau harus melihat Eunhyuk kedinginan juga.

“Andwe. Aku ini laki-laki Hyun-ah. Setidaknya aku lebih kuat dibandingkanmu.”

“Kansahamnida Eunhyuk-ah J

“Jadi, Apa yang bisa kubantu ? Kau bilang kau lagi mengerjakan skripsimu ?” Tanyanya. Ia melihat ke arah RiHyun dan menoleh ke sana-kemari, seperti sedang mencari sesuatu.

“Waeyo ? Kau mencari apa ? Andwe, kau telat tau! Aku sudah menyelesaikan skripsiku sebelumnya. Tapi aku masih perlu kau men-cek skripsiku. Siapa tau ada kekurangan hehe.”

Angin Musim Gugur masih menyapa mereka berdua. Malam ini Rihyun hanya berdua dengan Eunhyuk setelah ditinggal oleh Minyoung yang pergi ke Incheon, ke rumahnya karena harus menyelesaikan masalah keluarganya.

Dingin. Itulah yang RiHyun rasakan, tapi ia beruntung Eunhyuk mau meminjamkan jaketnya. Wangi parfum Eunhyuk masih terasa di jaketnya. Tanpa sepengetahuan Eunhyuk, Rihyun curi-curi kesempatan untuk merasakan wangi parfumnya. Gila! Aku memang gila! Bagaiamana bisa aku begitu terobsesi dengan Eunhyuk ?

Malam begitu cepat berlalu. Jam tangan Rihyun menunjukkan pukul 10.30. Ini sudah terlalu malam.

“Eunhyuk-ah ? Sudah malam. Sebaiknya kau pulang.”

“Ya!, Rihyun-ah ? Kau menusirku nih ? Aku tidak mau. Aku masih mau disini.”

“Haaah ? Apa maksudmu ? Kau mau tidur dirumahku ? Tidak bisa!” Rihyun merengut. Penyakit Eunhyuk muncul lagi deh, suka seenaknya bicara tanpa melihat kondisi. Sedangkan Eunhyuk ? Ia hanya mengangguk dan tersenyum kecil menjawab pertanyaan RiHyun.

“YA!” Ia memukul bahu Eunhyuk pelan.

“aish... Waeyo ? Kau kan sendirian ? Bagaimana kalau kau diganggu oleh penjahat ?”

“Ini Seoul Eunhyuk-ah. Mana mungkin aku diganggu ?? Kau ini ada-ada saja. Sudah, pulang saja sana. Lagi pula, besok kan kita masih bisa bertemu ?” Ucap Rihyun meyakinkan Eunhyuk. Tapi.. entah kenapa, ia seperti sedang meyakinkan dirinya sendiri.

“Baiklah... aku akan pulang.” Eunhyuk memasang wajah cemberut seraya berdiri dari kursi. Rihyun mengikutinya. Ia mengantar Rihyun sampai ke depan pintu rumahnya kemudian pamit.

“Eunhyuk-ah! Jaketmu. Aku tidak mau mencucinya. Jadi, kau bawa pulang saja ya ? hehe”

“Ya! Dasar kau ini.” Eunhyuk menghampiri Rihyun kembali kemudian melanjutkan,” Jangan lupa mimpikan aku ya ?! Awas saja kalau tidak! Haha. Annyeong.”

Rihyun terdiam. Senang. Itulah perasaannya saat Eunhyuk berkata seperti itu. Kemudian ia berkata, “Lee Hyuk Jae !! Gomawoo J sudah mau menemaniku hehe :p”

Eunhyuk berhenti. Kemudian menoleh dan tersenyum. Beberapa saat kemudian, ia berbalik menuju ke arah RiHyun. Apakah ia akan memelukku lagi ? Seperti malam itu ? Rihyun menjadi gugup. Seketika jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya.

“Aku meminta imbalannya !!” Eunhyuk menyodorkan tangannya begitu ia berada di depan Rihyun. Spontan, Rihyun sadar dari lamunannya barusan.

“Apanya ? Kau meminta imbalan atas apa ?” Rihyun menjadi linglung.

“Hyun-ah. Barusan kau mengucapkan ‘terima kasih’ padaku. Sekarang, aku ingin meminta imbalannya.” Eunhyuk menjelaskan. Kemudian ia terkekeh begitu melihat Rihyun yang baru saja mengerti.

“Baiklah. Kau meminta imbalan apa ?”

“Berikan tangan kirimu.” Ia menatap Rihyun. Reflek, Rihyun segera menyodorkan tangan kirinya kepada Eunhyuk.

“Untuk apa ?” Rihyun bertanya heran saat ia baru saja memegang tangan Eunhyuk. Belum sempat ia mendapat jawaban dari Eunhyuk, Eunhyuk langsung menggenggam tangannya kemudian menariknya sehingga Rihyun mendekat dan mengecup pipi kiri RiHyun.

“Itu imbalannya. Kansahamnida.” Kemudian ia berlalu begitu saja. Rihyun terpaku di tempatnya. Ia senang. Tentu saja. Kali ini, untuk pertama kalinya, ia percaya akan harapannya kalau Eunhyuk bisa menyukainya.
Rihyun tersenyum kecil. Kemudian ia berbalik dan menutup pintu.

*

3 hari berlalu. Selama 3 hari ini, ia belum sekalipun bertemu Eunhyuk. Bertemu Donghae saja tidak. Selama 3 hari ini ia disibukkan oleh sidang-sidangnya. Dan hari ini adalah Penentuan ia lulus atau tidak. Ia benar-benar terlihat deg-deg-an hari ini.

Tadi pagi, ia menelepon Donghae dan Eunhyuk. Tapi, tidak ada jawaban dari mereka. 1 jam yang lalu, ia mencoba menghubungi mereka berdua, namun hanya dijawab oleh Donghae. Tidak dengan Eunhyuk. Ia mulai khawatir dengan keadaan ini, namun ia bertahan sampai penentuan hasil hari ini. Setelah itu, ia akan mencari tahu semuanya ! Harus !

*

10.35
“Yoboseyo Hyun-ah ?” ucap Donghae di telepon.

“Ya! Yoboseyo Donghae !! Kau ini kemana saja. Tidak ada kabar. Eunhyuk juga. Kalian ada apa sih ?”

“Mianhae Hyun-ah. Kami sedang sibuk sekarang. Lagipula kau juga kan sedang menjalani sidang-sidangmu bukan ?”

“Iya siih. Tapi tetap saja. Tidak biasanya Eunhyuk seperti ini. Aku jadi khawatir”

“Hyun-ah.  Kau tahu kan kalau Eunhyuk itu selalu bertenaga ? Jadi ia pasti baik-baik saja. Sungguh. Arasso?”

“Ne~ Tapi, tapi Donghae, dia tidak menjawab telponku.  Otokke ?”

“Hyun-ah. Listen to me. He’s fine. Okay ? Dia juga tidak menjawab telponku. Jadi kau tenang saja. Kau percaya padaku kan ?” Donghae meyakinkan Rihyun. Seharusnya ia tidak boleh berbohong seperti ini. Ya! Harusnya, tapi ini juga permintaan Eunhyuk.

“Ne. Kau bisa datang hari ini ? Jam 1 siang ke kampus ya ? Hari ini sidang terakhirku. Minyoung juga ada. Jadi kau harus datang. Ajak Eunhyuk juga. gereyo ?”

“mm. Ne. Aku akan datang. Haha. Sudah ya, aku harus kembali. Annyeong.”

*

“Umma. Appa. Aku lulus !!” teriak Rihyun begitu ia keluar dari ruangan sidangnya. “Lihat ! Aku dapat nilai A untuk management-nya hehe”

“ Ayah yakin kau pasti lulus.” Ayahnya Rihyun berbicara dalam Bahasa Indonesia. Minyoung yang berada disitu melirik ke arah Rihyun kemudian berbisik.

“Ayahmu bicara apa ?” Rihyun hanya tersenyum kemudian kembali berbisik, “Ada deh.”

“Sepertinya kita harus merayakan ini semua. Bagaimana ?” tanya Ibu Rihyun, Shin SanKyung kepada semuanya.

“Harus! Kita harus beritahu ayah ibu juga.” Timpal Minyoung ikut senang. Jujur saja, ia terkadang iri terhadap sepupunya ini yang lebih pintar darinya. Namun ia tidak pernah memunculkannya.

“Young-ah. Donghae Eunhyuk tidak datang  ya ?” Rihyun bertanya pada Minyoung dengan nada sedikit kecewa. Tapi ia tidak mau memperdulikannya. Hari ini ia ingin merasa senang. Orangtuanya datang ke Seoul hanya untuk menemuinya. Hal yang sangat jarang sekali.

“Tadi Donghae bilang ia bakal datang telat.” Baru saja Minyoung berkata seperti itu, Donghae sudah datang menemui mereka semua. Tapi ia hanya sendiri.

“YAH! Donghae. Kupikir kau tidak akan datang. Eunhyuk mana ?” tanya Rihyun spontan.
“Dia tidak bisa datang. Tapi ia menyampaikan salamnya untukmu. Dia bilang Semoga kau bisa Lulus. Dia juga meminta maaf karena tidak bisa hadir hari ini.”

“waeyo ? Ada apa dengannya ?” Kali ini, Raut wajah Rihyun benar-benar sedih. Ada apa sebenarnya dengan Eunhyuk? Apa ia marah padaku ? Atau malah tidak menyukaiku. Padahal, aku sangat berharap kalau ia datang hari ini.

Ia sedih. Hatinya terasa nyeri. Sangat. Ia ingin sekali nangis. Tapi ia tidak bisa. Tidak bisa karena ia yang terlalu kesal dengan eunhyuk, tidak bisa karena ia yang tidak mau membuat orangtuanya ikut sedih. Tidak bisa karena ia tidak tahu kesalahannya apa ? Aku harus mencari tahu! Aku harus menemui Eunhyuk.

“Hyun-ah. Siapa dia ?” Ibu RiHyun bertanya kepadanya setelah mendengar percakapan mereka.

“Umma. Kenalkan, ini Donghae, teman kampus Rihyun. Dia juga anggota Super Junior.”

“Super junior ?” ia bertanya. Kemudian terdiam sejenak. “ Boyband Korea itu ?” kali ini Ibu Rihyun berbicara dalam Bahasa Indonesia. “Iya bu.  Ibu tau kan ?” Rihyun juga ikut berbicara dalam Bahasa Indonesia. “Ya jelas saja ibu tau. Keponakan ayahmu itu pada senang sama Super Junior.” Donghae dan Minyoung hanya terdiam. Tidak mengerti apa yang sedang Rihyun dan Ibunya bicarakan.

“Nee ??”  tanya Rihyun tidak percaya. Ia tidak pernah mengetahuinya selama ini. “Ibu, hari ini kita langsung ke Incheon ?”

“tentu ! Kita harus merayakan kelulusanmu.”

“Ibu sama ayah pergi duluan saja ya. Nanti aku dan Minyoung menyusul.”

“memangnya ada apa sih ? Kamu ini bagaimana ? Umma dan Appa sudah datang jauh-jauh dari Indonesia tapi kamu malah pergi begitu saja.”

“Aku lupa, masih ada 1 masalah yang harus kuselesaikan sekarang juga. Aku janji, jam 7 malam. Aku dan Minyoung sudah sampai di rumah paman.”

“Mm. Yasudah. Hati-hati.”

“Sip. Annyeong Umma”

“Ne, annyeong.”

“Kenapa Hyun-ah ? Kok kita gak pergi dengan paman dan bibi ?” Minyoung heran, kenapa sepupunya ini selalu mengambil keputusan seenaknya sendiri tanpa minta persetujuannya.

“Mianhae Minyoung-ah. Aku harus menemui Eunhyuk. Tapi aku butuh kalian berdua.” Rihyun menjelaskan, kali ini ia bear-benar kesal dengan Eunhyuk. Baru saja 3 hari yang lalu ia dan Eunhyuk biasa-biasa saja. Tapi sekarang ?

“Donghae. Eunhyuk dimana sekarang ?” Rihyun bertanya kepada Donghae seperti seorang polisi yang sedang mengintrogasi  pelaku.

“Eunhyuk ?” Donghae terdiam. Mungkin saat ini sudah tepat memberitahu Rihyun. “Ikut aku.” Donghae mengajak mereka mereka berdua pergi .Rihyun langsung mengangguk dan mengikuti Donghae menuju mobilnya. Begitu pula dengan Minyoung.

*

“Donghae. Kenapa kita ke rumah sakit ?” tanya Rihyun heran. “Siapa yang sakit ? Eunhyuk ?” ia bertanya heran kepada Donghae. Pikirannya sudah tidak jelas kemana. Baru saja beberapa menit yang lalu ia merasa sangat kesal dengan Eunhyuk, tapi sekarang ?

“ DONGHAE-ah !!” teriak MinYoung. “Sebenarnya ada apa sih ? Hari ini kau aneh sekali. Waeyo ?”
Donghae melirik ke arah Minyoung kemudian tersenyum kecil. Ia tidak menjawab pertanyaan Minyoung dan terus berjalan sendirian, menuntun Rihyun dan MinYoung ke sebuah ruang kamar VIP di bagian ujung koridor rumah sakit. “Hyun-ah. Eunhyuk ada di dalam.”

“Jinca ?” Rihyun langsung membuka pintu itu. Ia terkejut. Eunhyuk terbaring lemah di dalam kamar rumah sakit itu. Seketika tubuhnya lemas. Ia ingin menangis. Tapi, air matanya tidak bisa keluar. Kemudian ia bertanya pada Donghae, “Donghae-ah. Kenapa Eunhyuk bisa seperti ini ? Kupikir kalian ingin memberiku kejutan. Kupikir, kalian berdua berencana mngerjaiku. Kupikir.. kupikir..”

“Mianhae Hyun-ah. Bukan maksudku seperti ini. Kita memang ingin mengerjaimu. Aku, Eunhyuk dan Minyoung memang berencana memberi kejutan untukmu. “

“apa yang terjadi ? Kenapa Eunhyuk bisa sakit seperti ini ? Padahal, tadi malam ia masih baik-baik saja.” Tanya Minyoung ikut terkejut.

“Ne, semalam ia kecelakaan. Tepatnya ia ditabrak oleh seseorang. Aku tidak tahu siapa. Eunhyuk beruntung ia hanya terserempet mobil tersebut. Tapi kepalanya terbentur jalan. Dokter bilang ia tidak apa-apa. Tidak terjadi cidera yang serius.  Kita hanya perlu menunggu ia sadarkan diri saja. Jangan khawatir Hyun-ah.”

“Aku menyukainya Donghae. Sangat. Bagaimana mungkin aku tidak khawatir ?” Mereka mengelilingi Eunhyuk. Rihyun duduk di kursi. Kemudian ia memegang tangan eunhyuk. Kemudian..

“Benarkah ?” tanya sebuah suara parau. Rihyun menoleh. Ia tersentak kaget. Bagaimana mungkin ?

“Eunhyuk-ah ? Kau sudah sadar ?” Rihyun tersenyum lebar. Sungguh, ia sangat lega melihat Eunhyuk yang 
sudah sadar, dan sempat-sempatnya ia tersenyum.

“Benarkah yang baru saja kau ucapkan Hyun-ah ?” tanya Eunhyuk sekali lagi.

“aku mengatakan apa ? Aku rasa tidak ada.” Rihyun mngelak. Tidak ingin ketahuan olehnya.

“Kau bilang kau menyukaiku Rihyun-ah..” Eunhyuk menjelaskan dengan suara parau. Kemudian ia terbatuk.

“Kau masih sakit. Nanti saja dibahasnya. Sekarang kau istirahat saja dulu, dan kau harus menjelaskan semuanya padaku.”

“Tidak mau. Sebelum kau juga mengakui kau tadi mengatakan apa.”

“YAH! Kau curang sekali!”

*
Seorang pria berkulit kuning kecoklatan duduk di kursi teras rumah Hwang Min Young di INCHEON. Ia  berpostur tinggi dan tegap memakai kemeja putih dilapisi jaket dan topi. Suaranya sangat khas. Terlihat ia sedang mengobrol dengan ayahnya Rihyun sambil menyesat minumannya.

Sepertinya mereka berbicara dalam Bahasa Indonesia, entah apa yang mereka bicarakan tapi yang jelas obrolan mereka terlihat serius. Tak lama kemudian, Rihyun dan Minyoung datang. Awalnya Rihyun tidak sadar akan keberadaan pria tersebut sampai ia menghampiri ayahnya.

“Appa, maaf kami datang terlambat.”

“Memangnya kalian habis dari mana ?” tanyanya dalam Bahasa Korea. Ia menaruh minumannya kembali kemudian berkata, “Ibumu ada di dalam bersama keluarga besarnya. Kau masuk saja duluan. Oh, iya. Awan juga datang kesini lho.”

“Awan ??” Ia tersentak kaget. Awan d isini ? Untuk apa ?

“Iya. Awan.” Ayah Rihyun menjelaskan, nada bicaranya seperti meyakinkan kalau ia tidak salah bicara. “Ini, dia.” Ia menunjuk kea rah pria tersebut.

“Kamu ?? Kenapa kamu bisa di sini ? Untuk apa ?” Tanya Rihyun ketus. Omo! Ia benar-benar terlihat sangat kaget.

Awan meletakkan minumannya. Kemudian tersenyum. “Kamu ini, ketus sekali. Tidak pernah berubah.”

“Gak usah basa-basi.” Kali ini Rihyun berbicara Bahasa Indonesia. “Apa tujuanmu menemuiku lagi ? Aiish, bahkan sampai datang kesini lagi.” Rihyun memalingkan wajahnya dari Awan.

“Rihyun! Jangan jutek gitu dong. Awan ini baik. Ia bahkan mengantar ayah dan ibu untuk datang kesini.” Ayah Rihyun berkata padanya. Sepertinya ia sangat menyukai Awan.

“Tapi, appa. Untuk apa ? Appa kan bisa minta jemput bibi atau paman atau aku dan Minyoung. Kenapa harus ke dia ?”

“Karena sebelumnya ia sudah ada di Korea, Rihyun. Ayah dan Ibu juga tidak tahu sebelumnya. Kami bertemu di Bandara tadi pagi.” Ia menjelaskan kemudian berdiri dan menepuk bahu Rihyun dan berbisik 
“Kau ngobrol saja dulu dengannya. Kalian ini kan teman lama. Appa mau masuk dulu.”

“Apa maksudnya selama ini kau sudah di Korea ? Di Seoul ?” Kali ini Rihyun menatap tajam Awan. Ia benar-benar tidak habis pikir. Kenapa aku harus bertemu lagi dengannya. Padahal aku sudah mati-matian pergi ke Seoul. Oh, God. Apa lagi sekarang ?

“Tepat sekali. Beberapa bulan terakhir ini aku memang di Seoul untuk mengembangkan bisnisku. Maaf kalau selama ini tidak memberitahumu. Kupikir, aku akan memberimu kejutan nantinya.”

“Kau tahu ? Aku sama sekali tidak mau melihat wajahmu lagi. Bahkan sampai sekarang.” Kemudian ia berlalu. Meninggalkan Awan sendirian dan menuju keluarganya.

Aku pasti sedang bermimpi. Pasti ! Ya Tuhan, bangunkanlah aku segera ! Aku tidak mau terjebak dalam mimpi buruk ini lagi.

Ucap Rihyun dalam hati sambil berjalan. Di belakangnya, Awan tersenyum senang. Kemudian ia bergumam, “Ne ? Kita lihat saja nanti.” Senyum itu mengembang dan memperlihatkan kalau ia menang,  entah menang atas apa.

Tapi, siapa sebenarnya Awan itu ?

Tobe.continued


selanjutnya, sebelumnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar