“Eunhyuk-ssi!!” teriak sebuah suara yang tak
lain adalah suara Eeteuk. Eunhyuk menoleh.
“Ne
ne ne! Kenapa Hyung ??” tanyanya sembari berjalan ke arah Leadernya itu.
“Anniyo..
Aku hanya ingin mengingatkanmu kalau nanti malam kita bakal tampil di Golden
Disk Award. Sampai bertemu nanti malam!”
“Sip
!! Kalau begitu aku pergi dulu ya Hyung!! Annyeong.”
“Annyeong.
Jaga dirimu!!”
Eunhyuk
pun keluar dari ruang latihan Super Junior. Ia menoleh sebentar ke arah jendela yang berada di
samping pintu.
“Aigoo.
Kenapa harus hujan sih ?” Ia menggerutu sendiri, kemudian berbalik menuju ruang
latihan Super Junior. Eunhyuk memang mempunyai hubungan seperti love-hate terhadap hujan. Dan mungkin saat
ini, ia memilih tidak menyukai hujan.
“Ada
yang bawa payung ?” tanya Eunhyuk saat ia kembali ke dalam ruangan.
“Tidak.
Tapi tadi kulihat Hyoyeon membawa payung. Coba saja hyung mampir sebentar ke
ruang latihan SNSD. Siapa tahu mereka masih latihan.” Jawab Kyuhyun yang berada
paling dekat dengan Eunhyuk. Eunhyuk melihat sekeliling, mencari jawaban dari
setiap member Super Junior yang berada di dalam namun ternyata hasilnya Nihil.
Tidak ada yang membawa Payung.
“Mm..
Baiklah. Annyeong semuanya. Aku pulang dulu.”
“Pulang
atau mau mampir ke rumah Rihyun dulu ?” tanya Donghae jahil. Ia kemudian
tersenyum jahil sambil menatap Eunhyuk yang didukung oleh sahutan semua member
Suju yang berada di dalam.
Eunhyuk
hanya tersenyum dan mengabaikan pertanyaan Donghae barusan. Kemudian keluar
dari ruangan dan menutup pintunya.
*
“Apakah
ada Hyoyeon di sini ?” Eunhyuk bertanya ketika baru saja membuka pintu ruang
latihan SNSD.
“Ya
aku ada di sini. Ada apa Eunhyuk-ssi ?” jawab Hyoyeon sambil melambaikan
tangannya.
“Kau
membawa payung ? Aku pinjam dong.”
“Mm,
aku memang bawa payung. Tapi sejujurnya itu bukan milikku. Tapi.. kalau kau
memang membutuhkannnya, ambil saja.” Hyoyeon berkata pada Eunhyuk seraya
memberikan payung kepadanya.
“Gomawoo.
Aku pasti akan segera mengembalikannya. Annyeong haseyo.” Eunhyuk berkata pada
semuanya dan pergi meninggalkan mereka.
“Baiklah,
lain kali sepertinya aku harus membawa mobil kemanapun aku pergi.” Eunhyuk bergumam.
Ia kemudian keluar dari kantor SM Entertainment dan berjalan sendirian.
*
Eunhyuk
memandang jalanan sekitar yang basah disiram oleh hujan. Pemandangan di
sekitarnya semakin tidak jelas karena Hujan yang semakin deras. Ia lalu
melewati zebracross dan berhenti di sebuah taman tidak jauh dari kantor SME.
Eunhyuk
menatap sekelilingnya. Tidak ada orang. Kemudian tersenyum kecil dan menutup
payung yang dibawanya. Ia terdiam sebentar dan kemudian ia menari.
Yah!! Coba saja kalau kau ada di sini
Rihyun-ah.. Kita pasti bisa berdansa bersama lagi.
Ia
teringat pada pertemuan pertamanya dengan Rihyun. Di tempat yang sama dan
keadaan yang sama pula, hanya saja, saat ini Rihyun tidak bisa menemaninya lagi
menari di tempat ini. Eunhyuk menari dengan lembut, pelan tapi bertenaga.
Sangat menggambarkan seorang Eunhyuk yang sedang menari di atas panggung.
“Aku
baru tahu kalau seorang Eunhyuk bisa juga menari dalam keadaan hujan deras
seperti ini dan.. sendirian ?” sebuah suara mengejutkan Eunhyuk. Eunhyuk diam terpaku,
memandang orang tersebut dan tersenyum kecil. Ia menghampiri laki-laki
tersebut.
“Menari
tidak hanya di atas panggung atau di mana banyak orang menonton bukan?” Ia
memandang orang itu sembari mengusap rambutnya.
“Benar
sekali. Pacarku juga suka menari, tidak kalah darimu. Barangkali kau
mengenalnya? Tapi sepertinya tidak mungkin.”
Eunhyuk
kembali menatap orang tersebut. Heran dengan ucapannya. Ia tidak mengenal orang
tersebut tapi entah kenapa, ia merasa seolah-olah orang itu mengenal dirinya.
“Banyak
sekali di Korea khususnya di Seoul ini yang pintar menari. Mungkin saja aku
mengenal pacarmu?” tanya Eunhyuk penasaran dan masih menatapnya, mencari tahu
barangkali saja ia mengenal namja yang berada di depannya itu. Laki-laki itu
berperawakan tinggi dan memakai kemeja dengan dasi warna gold dan ditemani jas
hitam.
“Mungkin.”
Jawab orang itu singkat. Ia memindahkan pegangan payungnya.
Eunhyuk
mengangguk. Kemudian bertanya, “Omong-omong. Kau tahu namaku tapi aku tidak
mengetahui namamu. Kenalkan, aku Lee Hyuk Jae biasa di kenal Eunhyuk. Dan Siapa
namamu?”
Laki-laki
tersebut menoleh ke arah Eunhyuk dan menyodorkan tangan kanannya sedangkan
tangan kirinya masih memegang payung.
“Awan.
Namaku Awan. Senang berkenalan denganmu.” Awan tersenyum kecil. Kemudian
mengalihkan pandangannya lagi dari Eunhyuk.
“Awan?
Kau bukan dari Korea ya?” tanya Eunhyuk polos.
“Ne!
Aku berasal dari Indonesia.”
“Baiklah
Awan. Senang berkenalan denganmu.”
“Kamu
tidak membawa payung ?”
“Andwe,
aku bawa payung kok. Itu, tergeletak di sana.” Eunhyuk menunjuk ke arah bangku
taman tempat payungnya berada.
“Seperti
payungku. Apa kau meminjamnya dari Hyoyeon?” tanyanya seperti dapat menebak
pikiran Eunhyuk. Sontak Eunhyuk terkejut.
“Ne.
Kau mengenal Hyo?”
“Ne.
Aku memang mengenal Hyoyeon. Kami sudah berteman kira-kira enam bulan.”
“Ya
tuhan. Kenapa dunia ini sempit sekali ??” Eunhyuk terperangah. Ia sama sekali
tidak menyangka akan hal ini. Ia masih menatap orang itu. Hujan sudah mulai
mereda, kali ini ia bisa melihat wajah Awan dengan
jelas.
“Apa
yang kau maksud pacarmu adalah Hyoyeon?” tanyanya sekali lagi. Sepertinya
Eunhyuk kagum dengan orang yang berdiri di depannya itu.
“Mwo?
Anniyo.. Pacarku orang Indonesia juga. Kebetulan dia kuliah di sini dan baru
saja lulus.”
Eunhyuk
mengangguk. Mengiyakan setiap ucapan Awan tanpa menyadari sesuatu hal. Mereka
masih mengobrol. Cukup lama untuk orang yang baru saja mengenal satu sama lain.
*
“Eunhyuk-ah!!”
panggil Eeteuk saat mereka berada di belakang panggung.
“Ne,
hyung?” ia bertanya polos.
“Kau
mau kemana? Kita harus berkumpul dulu sebentar. Merayakan kemenangan kita mendapat penghargaan lagi.”
“Mianhae,
hyung. Aku ada janji dengan Rihyun. Ia sudah menungguku di tempat parkir.”
“Sebentar
sajaaa. Aku janji hanya 10 menit. Sungguh.”, Eeteuk masih meyakinkan Eunhyuk.
“Ayoolah, kapan lagi kita merayakan sesuatu bersama?” bujuk eeteuk sambil
memasang wajah memelasnya.
Ia
sangat berharap Eunhyuk melupakan Rihyun sebentar demi Super Junior. Eeteuk
merasa sekarang para anggota Super Junior mulai berubah satu sama lain,
termasuk Eunhyuk. Maka dari itu, ia mencoba mempersatukannya kembali. Mumpung
mereka semua lagi bersama.
“Mmm..
Baiklah.” Eunhyuk menjawab setengah hati. Kemudian mengeluarkan ponselnya dan
menelepon Rihyun.
“Yoboseyo
RiHyun-ah?”
“Ne,
Yoboseyo Eunhyuk-ah. Kau di mana?” tanya Rihyun di seberang sana.
“Aku
masih di dalam. Hey, kau tahu? SJ mendapat penghargaan lagi lho..” Eunhyuk
berkata mantap. Ia merasa bangga sekali bisa memamerkannya pada Rihyun,
berharap Rihyun akan kagum padanya.
“Jincaeyo?
Woow baguslah.”
Yah! Responnya hanya segitu, hanya sebuah
kata ‘baguslah’? Aigoo. Eunhyuk terdiam mendengar respon dari Rihyun, tidak
tahu harus berkata apalagi.
“eunhyuk-ah?”
“Ne.
Aku masih di sini. Yah! Rihyun-ah, sepertinya aku telat datang ke sana. Eeteuk
hyung menyuruh semua member berkumpul sebentar. Tapi hanya 10 menit kok.”
“Mm
Baiklah. Tapi jangan terlalu lama yah. Sungguh di sini anginnya kencang
sekali.”
“Pasti.
Annyeong”
Tuuut, tuut. Eunhyuk mematikan ponselnya
dan berbalik menuju member lainnya.
*
Rihyun
menatap langit malam yang mendung. Ia merasa bosan sekali menunggu Eunhyuk di
dalam. Tidak ada bintang dan bulan. Yang ada hanya mobil-mobil yang berjejer
banyak sekali di depannya. Ia menyesal kenapa ia telat membeli tiket untuk
menghadiri acara GDA tersebut.
“Yaaah,
Eunhyuk-ah lama sekali. Bagaimana ya kira-kira hasilnya? Semoga saja mereka
menang lagi.” Rihyun bergumam. Ia mulai merapatkan jaket yang dipakainya. Angin
musim gugur yang bertiup membuat wajah dan tubuhnya cukup kedinginan.
Ia
membenamkan wajahnya. Rasa kantuk mulai menjalarinya. Tak lama kemudian, ponselnya
berdering.
Eunhyuk-ah? Ia bergumam dalam hati.
Senyum kecil tersungging di wajahnya.
“Yoboseyo
RiHyun-ah?” ucap Eunhyuk di seberang sna
“Ne,
Yoboseyo Eunhyuk-ah. Kau di mana?” tanya Rihyun heran sekaligus senang.
“Aku
masih di dalam. Hey, kau tahu? SJ mendapat penghargaan lagi lho..”
“Jincaeyo?
Wooow baguslah.” Ucap Rihyun. Ia merasa senang SJ mendapat penghargaan lagi
setelah tahun kemarin mereka dikalahkan oleh dongsaeng mereka, SHINee.
“Eunhyuk-ah?”
panggil Rihyun lagi setelah beberapa saat tadi tidak ada balasan dari Eunhyuk.
“Ne.
Aku masih di sini. Yah! Rihyun-ah, sepertinya aku telat datang ke sana. Eeteuk
hyung menyuruh semua member berkumpul sebentar. Tapi hanya 10 menit kok.”
Rihyun
terdiam. Ia terlihat cemberut. Kemudian ia langsung menjawab Eunhyuk.
“Mm
Baiklah. Tapi jangan terlalu lama yah. Sungguh di sini anginnya kencang
sekali.” Jawab Rihyun kaku.
Rihyun
melihat keadaan sekitarnya. Melihat-lihat barangkali ada Awan. Semoga Awan lagi sibuk mengurus bisnisnya
dan tidak berada di sekitar sini.
“Pasti.
Annyeong.” Eunhyuk berkata lagi. Kali ini Rihyun langsung menutup telponnya.
Angin bertiup semakin kencang saja.
Lama-lama aku bisa masuk angin kalau begini
terus. Rihyun bergumam sendiri. Kemudian ia membenamkan wajahnya kembali.
“Sendirian
saja.” Rihyun terkejut mendengar suara seseorang. Ia langsung terbangun dan
melihat Awan di depannya.
“Kamu!
Kok kamu bisa ada di sini?” Raut wajah Rihyun menjadi cemberut. Ia menjauhkan
diri dari Awan yang duduk di sebelahnya.
“Aku
baru saja menghadiri acara GDA. Dan ternyata grup kekasih pujaanmu itu menang
lagi ya ? Selamat kalau begitu.” Jawab Awan datar. Matanya tidak tertuju pada
Rihyun melainkan masih lurus ke depan. Ia kemudian menoleh.
“Kau
ingat kan ucapanku?” tanyanya dengan senyum lebar. Rihyun melengos.
“Kuharap
kau tidak melupakannya karena itu akan berakibat buruk pada Eunhyuk-mu itu.”
Awan berkata datar. Ia terlihat dingin dan tidak berteman, ia lalu berdiri dan
pergi meninggalkan RiHyun.
“YAH!
Tidak bisakah kau mengangguku untuk sehari saja???” ucap Rihyun meninggi. Ia
berdiri dan menghampiri Awan.
“Kau
itu kan pacarku. Mana mungkin aku tidak menganggumu chagi?” Awan berkata puas.
Kali ini ia merasa puas sekali.
“Jangan
mimpi!” balas Rihyun. Ia melengos.
“Mimpi
itu bisa jadi kenyataan looh.”
“Kalau
begitu aku yang akan membuat mimpimu tidak menjadi kenyataan. Arasso?” Ia
meninggalkan Awan sendirian.
“Boleh
saja. Tapi.. kau akan melihat Eunhyuk terkapar lebih dari kemarin. Bagaimana?”
Rihyun
berhenti, berbalik dan menghampiri Awan kembali.
“Kamu
!! Aiiish. Sebenarnya apa maumu hah ?!” Rihyun mentap wajah Awan lekat-lekat.
Kedua tangannya terkepal erat di bawah.
“Kan
sudah jelas. Aku hanya mau satu hal. Aku mau kamu jauh dari Lee Hyuk Jae dan kembali
padaku. Itu saja. Simpel kan ?”
Rihyun
pasrah. Ia tidak tahu mau melakukan apa lagi. Ia tahu, kalau Awan sudah
berkeinginan, dia pasti akan melakukan apa saja untuk mewujudkannya. Ia
tertunduk ingin menangis.
“Kau
tahu Awan? Perasaan seseorang itu tidak bisa dipaksakan. Begitu juga aku.
Harusnya kau bisa mengerti itu.”
“Memang
tidak bisa. Itu kalau sekaligus. Tapi kalau pelan-pelan, aku yakin kau bisa
menyukaiku kembali.”
Rihyun
menghela napas berat. God, please help me
!! Ia menenangkan dirinya agar tidak membunuh orang itu. Jujur saja,
sepertinya ia benar-benar akan membunuh Awan jika diperlukan.
“Kalau
aku tidak mau bagaimana?”
“Hey,
Eunhyuk-ssi!!” teriak Awan mengabaikan pertanyaan Rihyun seraya melambaikan
tangannya pada Eunhyuk. RiHyun menoleh dan berbalik.
“Annyeong
haseyo. Lho, Rihyun-ah? Kalian berdua.. Kau mengenal Awan juga?” tanya Eunhyuk
sembari tersenyum lebar. Rihyun bingung. Mereka
berdua saling mengenal? Kali ini ia yang bertanya pada dirinya sendiri.
“Kalian
berdua...” jawab Rihyun yang kemudian langsung dipotong oleh Awan.
“Kita
bukan baru saja kenal. Tapi Rihyun ini memang pacarku Eunhyuk-ssi.” Jawab Awan
mantap. Ia langsung tersenyum lebar ketika melihat ekspresi kaget Eunhyuk dan
Rihyun.
Eunhyuk
terdiam. Senyum di wajahnya langsung pudar. Ia terlihat bingung sekali. Ia
menatap Rihyun, mencari jawaban dari semua ucapan Awan barusan. Tapi Rihyun
hanya terdiam lemas.
“Rihyun-ah?
Benarkah?” tanya Eunhyuk canggung.
“Anniyo..”
jawab Rihyun lirih. Ia teringat pada ucapan Awan.
“RiHyun-ah.
Kau ingat janji kita kan?” Awan menoleh pada Rihyun dan memasang senyum paling
lebar yang ia punya. Senyum yang seolah-olah memaksa RiHyun untuk menjawab
‘iya’.
“Janji
apa? Kalian punya janji apa?” tanya Eunhyuk sekali lagi.
“Kita
berdua janji untuk pergi malam ini. Tapi sepertinya ia lupa sehingga ia datang
menemuimu ya ?”
“NE!
Kita berdua memang ingin pergi malam ini. RiHyun-ah? Apa maksudnya ini?” tanya
Eunhyuk, kali ini ia sedikit kesal.
Rihyun
masih terdiam. Memandang Eunhyuk dan Awan bergantian. Omona.. apa yang harus aku lakukan sekarang ? Aigoo..
“Eunhyuk-ah..”
Rihyun mulai bicara. “Mianhae karena sebelumnya tidak memberitahukanmu. Tapi,
Awan ini... Ia.. Ia.. Ia.. memang pacarku.” Rihyun pun menunduk setelah apa
yang ia ucapkan barusan. Ingin sekali rasanya menangis dan pergi sejauh mungkin.
Eunhyuk
terkejut, menatap Rihyun dengan tajam seolah ingin mencari tahu bahwa semua
yang Rihyun katakan adalah bohong. Dan untuk kesekian kalinya, ia benar-benar
patah hati sekarang.
Eunhyuk
mengalihkan pandangannya ke Awan dan bertanya, “Jadi.. yang kemarin siang kau
ucapkan di taman itu.. Kalau pacarmu juga orang Indonesia adalah Rihyun-ah?”
tanyanya ragu.
Awan
tersenyum kecil dan mengangguk. “Ne. Aku sempat terkejut juga kalau ternyata
kalian berdua saling mengenal, bahkan cukup dekat. Kamu tidak pernah
memberitahu aku chagi-ah?” Awan bertanya pada Rihyun yang sekarang berada di
sebelahnya.
“Jincaeyo??
Wow, sepertinya aku mendapat 2 kejutan ya malam ini.” Ia memandang Rihyun
tajam. Mungkin semua orang tahu kalau saat itu Eunhyuk terlihat sangat kesal.
Kesal karena ia mengira Rihyun memang benar menyukainya, bukan karena sedang
mempermainkannya.
“Rihyun-ah?”
panggil Eunhyuk datar. Rihyun mendongak menatap Eunhyuk
“Aku
tidak menyangka kau menyembunyikan semua ini dariku. Waeyo? Kupikir kau memang
menyukaiku. Tapi.. Aiiiissh..” Eunhyuk mengusap kepalanya yang tidak gatal. “Kau
tahu? Padahal selama ini aku telah jatuh hati padamu.” Ia menatap Rihyun tajam
seolah tidak percaya akan ucapan Rihyun barusan lalu menghentakkan kakinya. “Aku
benci padamu SHIN RI HYUN.” dan Ia pun melangkah pergi meninggalkan Rihyun.
“Oh,
iya.. Selamat ya. Aku lupa, Ini, tadi Donghae menitipkan ini padaku. Ia bilang
ini hadiah untukmu.” Eunhyuk menyerahkan sebuah jepit rambut berwarna Biru
safir pada Rihyun dan pergi meninggalkan mereka berdua.
*
PLAKK
!!
“Puas
?? Itu yang kamu mau kan? Menghancurkan hubunganku dengan Eunhyuk. Sekarang apa
lagi hah?” Rihyun menampar Awan dengan keras. Emosinya memuncak sekarang.
Awan
mengelus pipinya yang merah dan menatap Rihyun balik.
“Kamu
yang membuat pilihan sendiri RiHyun-ah. Kenapa kamu menamparku?”
“Masih
nanya lagi!! Kamu itu idiot atau apa sih??”
“Aku
kan tidak memaksamu RiHyun-ah. Kamu yang membuat pilihan dengan berkata seperti
itu kan? Kalau kamu menyesal, kamu bisa kejar Eunhyukmu itu dan bilang kalau
yang tadi itu bohong. Beres kan? Tinggal kamu menerima resikonya saja.”
“YAAAAAAAAHHHH!!
Kenapa kamu jahat seperti ini. Ini bukan Awan yang kukenal dulu.” Rihyun
berkata dalam Bahasa Indonesia. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya
“Memang
benar. Dan kau tahu siapa yang membuatku seperti ini?” Awan masih berkata
datar.
“Siapa?”
tanya Rihyun lirih.
“kamu.”
Awan tersenyum dan menarik RiHyun untuk ikut bersamanya.
“Lepaskan
aku!!” Rihyun melepaskan diri dari Awan dan berlari keluar dari pelataran
gedung.
*
Rihyun
menatap pemandangan didepannya dengan tatapan kosong, stasiun Subway saat itu
mulai ramai karena banyak orang yang mulai hilir-mudik di sekitarnya. Sudah 30
menit ia duduk di situ dan memikirkan kejadian yang baru saja dialaminya. Ia kemudian berdiri dari tempat duduknya dan
berjalan ke arah pintu subway yang persis ada didepannya seraya memasukkan
tangannya ke dalam saku jaketnya. Udara di sekitar masih dingin. Angin musim
gugur yang berhembus, membuat ia semakin kedinginan.
Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan
sekarang ? Aiish. Rihyun menghela napas dengan berat. Matanya terlihat
berkaca-kaca, seperti ingin menangis. Ia tidak tahu harus melakukan apa, apa
yang akan terjadi selanjutnya dan apa yang akan terjadi pada hidupnya nanti.
Ia
menundukkan kepalanya sesaat ketika baru saja duduk di kursi pojok Subway. Air
matanya mulai menetes.
“Saranghae
Eunhyuk-ah.. Nan jeongmal Saranghae” Air matanya mulai deras membasahi pipinya.
Ia kembali membenamkan kepalanya. Pikirannya melayang pada kejadian 3 hari yang
lalu di depan kantor tempat ia bekerja.
*
Flash.back
“Eonnie..
Aku pulang duluan ya. Annyeong” Rihyun melambai pada seniornya, Park Chan Rin.
“Ne.
Jalgayo!!” teriak Park Chan Rin. Rihyun menoleh dan tersenyum lebar.
Hari
itu, Rihyun ada janji dengan Min Young membeli souvenir untuk dibawa pulang
oleh ayah ibunya ke Indonesia. Sudah hampir 2 minggu ayah dan ibunya itu
tinggal di rumah pamannya dan besok, mereka akan segera pulang. Rihyun bergegas
keluar ruangan, takut Min Young sudah lama menunggunya di luar.
“Min
Young ke mana nih ? Kok belum datang juga..” Rihyun melihat ke arah
sekelilingnya. Banyak orang yang berjalan, tetapi tidak ada satupun dari mereka
adalah MinYoung. Rihyun memutuskan untuk duduk di halte bus samping kantornya.
“Haus?”
tawar seseorang yang berdiri tepat di samping RiHyun. Rihyun menoleh.
“YAH!
Kamu lagi. Mau apa lagi sih?”
“Aku?
Aku mau di dekatmu. Tidak salah kan? Eunhyuk saja bisa selalu berada di
dekatmu.” Awan duduk di sebelah Rihyun. Tangan kanannya masih menawarkan
sebotol minuman dingin kepada Rihyun. Rihyun menoleh heran.
“Eunhyuk?
Kamu tahu Eunhyuk? Dari mana? Aku rasa aku baru 3 kali bertemu denganmu lagi
dan aku tidak mengatakan apa-apa.”
“Aku
tahu segala hal tentangmu dengan Eunhyuk. Aku tahu kalau kau sangat menyukai
Eunhyuk. Aku tahu kamu juga dekat dengan member Super Junior lainnya terutama
Donghae. Aku tahu kalau kamu pernah kencan dengannya selama 2kali. Aku tahu
segalanya.. Oh,iya Aku tahu juga kalau Eunhyuk punya perasaan yang sama
denganmu.” Jawab Awan masih fokus dengan minuman di depannya.
Rihyun
tersentak kaget. Ia tidak menyangka kalau Awan mengetahui hampir semua
aktivitasnya bersama Eunhyuk. Ia kemudain bertanya, “Kamu.. selama ini kamu
mengikutiku? Begitu?”
Awan
menoleh ke arahnya dan tersenyum sambil berkata “Begitulah”
“Jadi,
yang waktu itu aku lihat di supermarket itu benar kamu? Omonaaa..”
“Supermarket?
Mungkin”
“Apa
sebenarnya maumu?” tanya Rihyun dengan nada kesal.
“Aku
mau kamu. Tapi tidak dengan Eunhyuk. Aku mau kamu menjauhi Eunhyuk atau...” Awan
masih tersenyum senang melihat raut wajah Rihyun yang terlihat kaget.
“Atau
apa? Kau mau melakukan apa padaku?” Rihyun menghela napas berat. Ia mencoba
menahan emosinya.
“Tidak
ada. Maksudku, aku tidak akan melakukan apapun padamu, tapi pada Eunhyuk.”
“Maksudnya?”
“Kau
ingat saat Eunhyuk yang memar-memar ketika peristiwa percobaan perampokan pada
mobil Eunhyuk? Kau ingat juga saat malam hari sebelum hari kelulusanmu, Eunhyuk
masuk rumah sakit karena ia yang mengalami kecelakaan ringan?”
Rihyun
terdiam, ia ingat sekali 2 kejadian itu. “Bagaimana kau tahu itu?”
“Jelas
aku tahu. Aku yang berada di balik semua itu.” Awan masih menatap Rihyun dengan
serius.
“Mwoyo??
Apa-apaan kamu ini!! Kenapa kau melakukan itu Awan??” Rihyun tersentak kaget.
Ia sungguh tidak mempercayai semua ucapan Awan.
“Kenapa?
Hm.. Aku kesal sekali dengan Eunhyukmu itu. Berani sekali ia memelukmu dan
mengecup pipimu sedangkan aku tidak.”
“Haaah??
Kau!!! Kau benar-benar menguntitku?? Aigooo!! Berani sekali kau ini!!”
Rihyun
masih kaget. Ia nyaris mau pingsan mendengar semua ucapan Awan. Bagaimana
tidak? Selama ini, ia hidup dengan dibuntuti. Jelas ini melanggar privasi
dirinya. Ia kemudian bertanya lagi,
“Kamu..
kenapa kamu mengatakan semuanya padaku?”
“kenapa
ya? Tidak apa-apa. Aku hanya ingin memberitahumu untuk menjauhi Eunhyuk. Itu
saja. Aku juga kasihan dengannya kalau sampai karena kamu, ia menerima hal yang
lebih buruk lagi daripada yang sebelumnya.”
Rihyun
makin terdiam. Ia tidak pernah menyangka hal ini sebelumnya. Omonaaa.. apa lagi ini?
“Pikirkan
baik-baik ya sayaaaang. Annyeong.”
“Awan,
tunggu!!” teriak Rihyun, tapi tidak diperdulikan oleh Awan. Rihyun lemas. Semua
badannya terasa rapuh. Ia menatap sekitar dengan tatapan kosong, masih tidak
percaya dengan yang barusan terjadi. Ia perlu mencerna ucapan Awan yang begitu
banyak degan tenang.
Drrrrt,-
Drrrrt,- Ponsel Rihyun berdering. Ia mengambil dan melihat nama yang tertera di
layar poselnya. Hwang Min Young.
“Yoboseyo,
Rihyun-ah?”
“Ne,
yoboseyo. Min Young-ah, kebetulan kau menelepon. Aku tidak bisa membeli
souvenir hari ini. Aku merasa tidak enak badan sekarang. Bisakah kau yang
membeli saja?”
“Ooooh,
baiklah. Tapi aku masih di kampus sekarang. Mungkin 1 jam lagi aku baru bisa
beli.”
“Gwencana.
Sudah ya. Annyeong”
“Ne,
annyeong Rihyun-ah.”
*
Tidak.. Tidak.. Awan pasti bohong. Ia tidak
mungkin melakukannya. Tidak mungkin.. bagaimana bisa ia mengetahui semua
aktivitasku.. tunggu! Apa mungkin ia menaruh kamera tersembunyi di kamarku? Atau
di rumah? Aigoo.. tidak tidak, itu mustahil. Aku dan MinYoung kan selalu
membersihkan rumah tiap minggu. Dan tidak ada tanda-tanda mengenai kamera. Ok.
Tenangkan dirimu, Shin Ri Hyun!!
“YAAAAAHHHH!!
Kenapa harus begini jadinya?” Rihyun menghempaskan dirinya ke tempat tidurnya
dan merenungkan semuanya. Se-mu-a-nya.
Mulai dari ia yang melihat Awan di Supermarket kemudian di rumah Hwang
Min Young dan terakhir.. di depan kantornya.
“Aiiigo,
apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mungkin membiarkannya berbuat yang lebih
buruk pada Eunhyuk.” Rihyun mulai menangis.
“Mianhae
Eunhyuk-ah.”
*
“Rihyun-ah.
Kau di mana sekarang?” tanya Donghae saat di telepon. Rihyun diam, tidak
menjawab pertanyaan Donghae.
“Rihyun-ah?
Apa kau baik-baik saja.”
“Ne..
Aku baik-baik saja Donghae. Sungguh.” Rihyun bicara lirih. Ia tidak mau Donghae
tahu kalau ia baru saja menangis.
“Jinca??
Tapi, suaramu tidak seperti biasanya.. Apakah kau bersama dengan laki-laki yang
bernama Awan itu sekarang?” tanya Donghae harap-harap cemas. Ia merasa ada yang
tidak beres antara Eunhyuk dengan Rihyun.
“Geuraeyo.
Aku sungguh sangat baik sekarang. Tidak,
aku tidak jadi pergi dengannya. Paman menyuruhku untuk pulang ke rumah
sekarang.” Jawab Rihyun bohong. Sebisa mungkin untuk tidak memberitahu Donghae
lebih dulu. Setidaknya untuk saat ini.
“Baguslah.
Eunhyuk terlihat marah sekali tadi. Sebenarnya apa yang terjadi Hyun-ah?”
“Anniyo..
Donghae-ah, aku tidak mau membahas masalah itu sekarang. Aku capek. Sudah ya,
eh.. terimakasih ya untuk jepit rambutnya. Bagus banget hehe”
“Jepit
rambut? Maksudnya?”
“Tadi
Eunhyuk memberiku jepit rambut warna biru safir. Dia bilang itu darimu..”
“Haaah?
Anniyo.. Itu bukan dariku, tapi dari Eunhyuk sendiri Hyun-ah. Tadi siang ia
baru saja membelinya sepulang dari kantor.”
“Eh?
Mwoyo?” sebuah senyum kecil pun tersungging di wajah RiHyun. Senyum yang
menggambarkan kesenangan sekaligus kesedihan yang dialaminya.
Bagaimana
dengan Eunhyuk?
Tobe.continued
selanjutnya, sebelumnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar