Sabtu, Desember 17, 2011

OneLove. Chapter 5 ( by: 신 리 현)

“Eunhyuk-ssi!!” teriak sebuah suara yang tak lain adalah suara Eeteuk. Eunhyuk menoleh.

“Ne ne ne! Kenapa Hyung ??” tanyanya sembari berjalan ke arah Leadernya itu.

“Anniyo.. Aku hanya ingin mengingatkanmu kalau nanti malam kita bakal tampil di Golden Disk Award. Sampai bertemu nanti malam!”

“Sip !! Kalau begitu aku pergi dulu ya Hyung!! Annyeong.”

“Annyeong. Jaga dirimu!!”
Eunhyuk pun keluar dari ruang latihan Super Junior. Ia menoleh  sebentar ke arah jendela yang berada di samping pintu.

“Aigoo. Kenapa harus hujan sih ?” Ia menggerutu sendiri, kemudian berbalik menuju ruang latihan Super Junior. Eunhyuk memang mempunyai hubungan seperti love-hate terhadap hujan. Dan mungkin saat ini, ia memilih tidak menyukai hujan.

“Ada yang bawa payung ?” tanya Eunhyuk saat ia kembali ke dalam ruangan.

“Tidak. Tapi tadi kulihat Hyoyeon membawa payung. Coba saja hyung mampir sebentar ke ruang latihan SNSD. Siapa tahu mereka masih latihan.” Jawab Kyuhyun yang berada paling dekat dengan Eunhyuk. Eunhyuk melihat sekeliling, mencari jawaban dari setiap member Super Junior yang berada di dalam namun ternyata hasilnya Nihil. Tidak ada yang membawa Payung.

“Mm.. Baiklah. Annyeong semuanya. Aku pulang dulu.”

“Pulang atau mau mampir ke rumah Rihyun dulu ?” tanya Donghae jahil. Ia kemudian tersenyum jahil sambil menatap Eunhyuk yang didukung oleh sahutan semua member Suju yang berada di dalam.
Eunhyuk hanya tersenyum dan mengabaikan pertanyaan Donghae barusan. Kemudian keluar dari ruangan dan menutup pintunya.

*

“Apakah ada Hyoyeon di sini ?” Eunhyuk bertanya ketika baru saja membuka pintu ruang latihan SNSD.

“Ya aku ada di sini. Ada apa Eunhyuk-ssi ?” jawab Hyoyeon sambil melambaikan tangannya.

“Kau membawa payung ? Aku pinjam dong.”

“Mm, aku memang bawa payung. Tapi sejujurnya itu bukan milikku. Tapi.. kalau kau memang membutuhkannnya, ambil saja.” Hyoyeon berkata pada Eunhyuk seraya memberikan payung kepadanya.

“Gomawoo. Aku pasti akan segera mengembalikannya. Annyeong haseyo.” Eunhyuk berkata pada semuanya dan pergi meninggalkan mereka.

“Baiklah, lain kali sepertinya aku harus membawa mobil kemanapun aku pergi.” Eunhyuk bergumam. Ia kemudian keluar dari kantor SM Entertainment dan berjalan sendirian.

*

Eunhyuk memandang jalanan sekitar yang basah disiram oleh hujan. Pemandangan di sekitarnya semakin tidak jelas karena Hujan yang semakin deras. Ia lalu melewati zebracross dan berhenti di sebuah taman tidak jauh dari kantor SME.

Eunhyuk menatap sekelilingnya. Tidak ada orang. Kemudian tersenyum kecil dan menutup payung yang dibawanya. Ia terdiam sebentar dan kemudian ia menari.

Yah!! Coba saja kalau kau ada di sini Rihyun-ah.. Kita pasti bisa berdansa bersama lagi.

Ia teringat pada pertemuan pertamanya dengan Rihyun. Di tempat yang sama dan keadaan yang sama pula, hanya saja, saat ini Rihyun tidak bisa menemaninya lagi menari di tempat ini. Eunhyuk menari dengan lembut, pelan tapi bertenaga. Sangat menggambarkan seorang Eunhyuk yang sedang menari di atas panggung.

“Aku baru tahu kalau seorang Eunhyuk bisa juga menari dalam keadaan hujan deras seperti ini dan.. sendirian ?” sebuah suara  mengejutkan Eunhyuk. Eunhyuk diam terpaku, memandang orang tersebut dan tersenyum kecil. Ia menghampiri laki-laki tersebut.

“Menari tidak hanya di atas panggung atau di mana banyak orang menonton bukan?” Ia memandang orang itu sembari mengusap rambutnya.

“Benar sekali. Pacarku juga suka menari, tidak kalah darimu. Barangkali kau mengenalnya? Tapi sepertinya tidak mungkin.”

Eunhyuk kembali menatap orang tersebut. Heran dengan ucapannya. Ia tidak mengenal orang tersebut tapi entah kenapa, ia merasa seolah-olah orang itu mengenal dirinya.

“Banyak sekali di Korea khususnya di Seoul ini yang pintar menari. Mungkin saja aku mengenal pacarmu?” tanya Eunhyuk penasaran dan masih menatapnya, mencari tahu barangkali saja ia mengenal namja yang berada di depannya itu. Laki-laki itu berperawakan tinggi dan memakai kemeja dengan dasi warna gold dan ditemani jas hitam.

“Mungkin.” Jawab orang itu singkat. Ia memindahkan pegangan payungnya.
Eunhyuk mengangguk. Kemudian bertanya, “Omong-omong. Kau tahu namaku tapi aku tidak mengetahui namamu. Kenalkan, aku Lee Hyuk Jae biasa di kenal Eunhyuk. Dan Siapa namamu?”

Laki-laki tersebut menoleh ke arah Eunhyuk dan menyodorkan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya masih memegang payung.

“Awan. Namaku Awan. Senang berkenalan denganmu.” Awan tersenyum kecil. Kemudian mengalihkan pandangannya lagi dari Eunhyuk.

“Awan? Kau bukan dari Korea ya?” tanya Eunhyuk polos.

“Ne! Aku berasal dari Indonesia.”

“Baiklah Awan. Senang berkenalan denganmu.”

“Kamu tidak membawa payung ?”

“Andwe, aku bawa payung kok. Itu, tergeletak di sana.” Eunhyuk menunjuk ke arah bangku taman tempat payungnya berada.

“Seperti payungku. Apa kau meminjamnya dari Hyoyeon?” tanyanya seperti dapat menebak pikiran Eunhyuk. Sontak Eunhyuk terkejut.

“Ne. Kau mengenal Hyo?”

“Ne. Aku memang mengenal Hyoyeon. Kami sudah berteman kira-kira enam bulan.”

“Ya tuhan. Kenapa dunia ini sempit sekali ??” Eunhyuk terperangah. Ia sama sekali tidak menyangka akan hal ini. Ia masih menatap orang itu. Hujan sudah mulai mereda, kali ini ia bisa melihat wajah Awan dengan 
jelas.

“Apa yang kau maksud pacarmu adalah Hyoyeon?” tanyanya sekali lagi. Sepertinya Eunhyuk kagum dengan orang yang berdiri di depannya itu.

“Mwo? Anniyo.. Pacarku orang Indonesia juga. Kebetulan dia kuliah di sini dan baru saja lulus.”
Eunhyuk mengangguk. Mengiyakan setiap ucapan Awan tanpa menyadari sesuatu hal. Mereka masih mengobrol. Cukup lama untuk orang yang baru saja mengenal satu sama lain.

*

“Eunhyuk-ah!!” panggil Eeteuk saat mereka berada di belakang panggung.

“Ne, hyung?” ia bertanya polos.

“Kau mau kemana? Kita harus berkumpul dulu sebentar. Merayakan kemenangan kita mendapat penghargaan lagi.”

“Mianhae, hyung. Aku ada janji dengan Rihyun. Ia sudah menungguku di  tempat parkir.”

“Sebentar sajaaa. Aku janji hanya 10 menit. Sungguh.”, Eeteuk masih meyakinkan Eunhyuk. “Ayoolah, kapan lagi kita merayakan sesuatu bersama?” bujuk eeteuk sambil memasang wajah memelasnya.

Ia sangat berharap Eunhyuk melupakan Rihyun sebentar demi Super Junior. Eeteuk merasa sekarang para anggota Super Junior mulai berubah satu sama lain, termasuk Eunhyuk. Maka dari itu, ia mencoba mempersatukannya kembali. Mumpung mereka semua lagi bersama.

“Mmm.. Baiklah.” Eunhyuk menjawab setengah hati. Kemudian mengeluarkan ponselnya dan menelepon Rihyun.

“Yoboseyo RiHyun-ah?”

“Ne, Yoboseyo Eunhyuk-ah. Kau di mana?” tanya Rihyun di seberang sana.

“Aku masih di dalam. Hey, kau tahu? SJ mendapat penghargaan lagi lho..” Eunhyuk berkata mantap. Ia merasa bangga sekali bisa memamerkannya pada Rihyun, berharap Rihyun akan kagum padanya.

“Jincaeyo? Woow baguslah.”

Yah! Responnya hanya segitu, hanya sebuah kata ‘baguslah’? Aigoo. Eunhyuk terdiam mendengar respon dari Rihyun, tidak tahu harus berkata apalagi.

“eunhyuk-ah?”

“Ne. Aku masih di sini. Yah! Rihyun-ah, sepertinya aku telat datang ke sana. Eeteuk hyung menyuruh semua member berkumpul sebentar. Tapi hanya 10 menit kok.”

“Mm Baiklah. Tapi jangan terlalu lama yah. Sungguh di sini anginnya kencang sekali.”

“Pasti. Annyeong”

Tuuut, tuut. Eunhyuk mematikan ponselnya dan berbalik menuju member lainnya.

*

Rihyun menatap langit malam yang mendung. Ia merasa bosan sekali menunggu Eunhyuk di dalam. Tidak ada bintang dan bulan. Yang ada hanya mobil-mobil yang berjejer banyak sekali di depannya. Ia menyesal kenapa ia telat membeli tiket untuk menghadiri acara GDA tersebut.

“Yaaah, Eunhyuk-ah lama sekali. Bagaimana ya kira-kira hasilnya? Semoga saja mereka menang lagi.” Rihyun bergumam. Ia mulai merapatkan jaket yang dipakainya. Angin musim gugur yang bertiup membuat wajah dan tubuhnya cukup kedinginan.

Ia membenamkan wajahnya. Rasa kantuk mulai menjalarinya. Tak lama kemudian, ponselnya berdering.
Eunhyuk-ah? Ia bergumam dalam hati. Senyum kecil tersungging di wajahnya.

“Yoboseyo RiHyun-ah?” ucap Eunhyuk di seberang sna

“Ne, Yoboseyo Eunhyuk-ah. Kau di mana?” tanya Rihyun heran sekaligus senang.

“Aku masih di dalam. Hey, kau tahu? SJ mendapat penghargaan lagi lho..”

“Jincaeyo? Wooow baguslah.” Ucap Rihyun. Ia merasa senang SJ mendapat penghargaan lagi setelah tahun kemarin mereka dikalahkan oleh dongsaeng mereka, SHINee.

“Eunhyuk-ah?” panggil Rihyun lagi setelah beberapa saat tadi tidak ada balasan dari Eunhyuk.

“Ne. Aku masih di sini. Yah! Rihyun-ah, sepertinya aku telat datang ke sana. Eeteuk hyung menyuruh semua member berkumpul sebentar. Tapi hanya 10 menit kok.”

Rihyun terdiam. Ia terlihat cemberut. Kemudian ia langsung menjawab Eunhyuk.

“Mm Baiklah. Tapi jangan terlalu lama yah. Sungguh di sini anginnya kencang sekali.” Jawab Rihyun kaku.

Rihyun melihat keadaan sekitarnya. Melihat-lihat barangkali ada Awan. Semoga Awan lagi sibuk mengurus bisnisnya dan tidak berada di sekitar sini.

“Pasti. Annyeong.” Eunhyuk berkata lagi. Kali ini Rihyun langsung menutup telponnya. Angin bertiup semakin kencang saja.

Lama-lama aku bisa masuk angin kalau begini terus. Rihyun bergumam sendiri. Kemudian ia membenamkan wajahnya kembali.

“Sendirian saja.” Rihyun terkejut mendengar suara seseorang. Ia langsung terbangun dan melihat Awan di depannya.

“Kamu! Kok kamu bisa ada di sini?” Raut wajah Rihyun menjadi cemberut. Ia menjauhkan diri dari Awan yang duduk di sebelahnya.

“Aku baru saja menghadiri acara GDA. Dan ternyata grup kekasih pujaanmu itu menang lagi ya ? Selamat kalau begitu.” Jawab Awan datar. Matanya tidak tertuju pada Rihyun melainkan masih lurus ke depan. Ia kemudian menoleh.

“Kau ingat kan ucapanku?” tanyanya dengan senyum lebar. Rihyun melengos.

“Kuharap kau tidak melupakannya karena itu akan berakibat buruk pada Eunhyuk-mu itu.” Awan berkata datar. Ia terlihat dingin dan tidak berteman, ia lalu berdiri dan pergi meninggalkan RiHyun.

“YAH! Tidak bisakah kau mengangguku untuk sehari saja???” ucap Rihyun meninggi. Ia berdiri dan menghampiri Awan.

“Kau itu kan pacarku. Mana mungkin aku tidak menganggumu chagi?” Awan berkata puas. Kali ini ia merasa puas sekali.

“Jangan mimpi!” balas Rihyun. Ia melengos.

“Mimpi itu bisa jadi kenyataan looh.”

“Kalau begitu aku yang akan membuat mimpimu tidak menjadi kenyataan. Arasso?” Ia meninggalkan Awan sendirian.

“Boleh saja. Tapi.. kau akan melihat Eunhyuk terkapar lebih dari kemarin. Bagaimana?”
Rihyun berhenti, berbalik dan menghampiri Awan kembali.

“Kamu !! Aiiish. Sebenarnya apa maumu hah ?!” Rihyun mentap wajah Awan lekat-lekat. Kedua tangannya terkepal erat di bawah.

“Kan sudah jelas. Aku hanya mau satu hal. Aku mau kamu jauh dari Lee Hyuk Jae dan kembali padaku. Itu saja. Simpel kan ?”

Rihyun pasrah. Ia tidak tahu mau melakukan apa lagi. Ia tahu, kalau Awan sudah berkeinginan, dia pasti akan melakukan apa saja untuk mewujudkannya. Ia tertunduk ingin menangis.

“Kau tahu Awan? Perasaan seseorang itu tidak bisa dipaksakan. Begitu juga aku. Harusnya kau bisa mengerti itu.”

“Memang tidak bisa. Itu kalau sekaligus. Tapi kalau pelan-pelan, aku yakin kau bisa menyukaiku kembali.”
Rihyun menghela napas berat. God, please help me !! Ia menenangkan dirinya agar tidak membunuh orang itu. Jujur saja, sepertinya ia benar-benar akan membunuh Awan jika diperlukan.

“Kalau aku tidak mau bagaimana?”

“Hey, Eunhyuk-ssi!!” teriak Awan mengabaikan pertanyaan Rihyun seraya melambaikan tangannya pada Eunhyuk. RiHyun menoleh dan berbalik.

“Annyeong haseyo. Lho, Rihyun-ah? Kalian berdua.. Kau mengenal Awan juga?” tanya Eunhyuk sembari tersenyum lebar. Rihyun bingung. Mereka berdua saling mengenal? Kali ini ia yang bertanya pada dirinya sendiri.

“Kalian berdua...” jawab Rihyun yang kemudian langsung dipotong oleh Awan.

“Kita bukan baru saja kenal. Tapi Rihyun ini memang pacarku Eunhyuk-ssi.” Jawab Awan mantap. Ia langsung tersenyum lebar ketika melihat ekspresi kaget Eunhyuk dan Rihyun.

Eunhyuk terdiam. Senyum di wajahnya langsung pudar. Ia terlihat bingung sekali. Ia menatap Rihyun, mencari jawaban dari semua ucapan Awan barusan. Tapi Rihyun hanya terdiam lemas.

“Rihyun-ah? Benarkah?” tanya Eunhyuk canggung.

“Anniyo..” jawab Rihyun lirih. Ia teringat pada ucapan Awan.

“RiHyun-ah. Kau ingat janji kita kan?” Awan menoleh pada Rihyun dan memasang senyum paling lebar yang ia punya. Senyum yang seolah-olah memaksa RiHyun untuk menjawab ‘iya’.

“Janji apa? Kalian punya janji apa?” tanya Eunhyuk sekali lagi.

“Kita berdua janji untuk pergi malam ini. Tapi sepertinya ia lupa sehingga ia datang menemuimu ya ?”

“NE! Kita berdua memang ingin pergi malam ini. RiHyun-ah? Apa maksudnya ini?” tanya Eunhyuk, kali ini ia sedikit kesal.

Rihyun masih terdiam. Memandang Eunhyuk dan Awan bergantian. Omona.. apa yang harus aku lakukan sekarang ? Aigoo..

“Eunhyuk-ah..” Rihyun mulai bicara. “Mianhae karena sebelumnya tidak memberitahukanmu. Tapi, Awan ini... Ia.. Ia.. Ia.. memang pacarku.” Rihyun pun menunduk setelah apa yang ia ucapkan barusan. Ingin sekali rasanya menangis dan pergi sejauh mungkin.

Eunhyuk terkejut, menatap Rihyun dengan tajam seolah ingin mencari tahu bahwa semua yang Rihyun katakan adalah bohong. Dan untuk kesekian kalinya, ia benar-benar patah hati sekarang.

Eunhyuk mengalihkan pandangannya ke Awan dan bertanya, “Jadi.. yang kemarin siang kau ucapkan di taman itu.. Kalau pacarmu juga orang Indonesia adalah Rihyun-ah?” tanyanya ragu.

Awan tersenyum kecil dan mengangguk. “Ne. Aku sempat terkejut juga kalau ternyata kalian berdua saling mengenal, bahkan cukup dekat. Kamu tidak pernah memberitahu aku chagi-ah?” Awan bertanya pada Rihyun yang sekarang berada di sebelahnya.

“Jincaeyo?? Wow, sepertinya aku mendapat 2 kejutan ya malam ini.” Ia memandang Rihyun tajam. Mungkin semua orang tahu kalau saat itu Eunhyuk terlihat sangat kesal. Kesal karena ia mengira Rihyun memang benar menyukainya, bukan karena sedang mempermainkannya.

“Rihyun-ah?” panggil Eunhyuk datar. Rihyun mendongak menatap Eunhyuk

“Aku tidak menyangka kau menyembunyikan semua ini dariku. Waeyo? Kupikir kau memang menyukaiku. Tapi.. Aiiiissh..” Eunhyuk mengusap kepalanya yang tidak gatal. “Kau tahu? Padahal selama ini aku telah jatuh hati padamu.” Ia menatap Rihyun tajam seolah tidak percaya akan ucapan Rihyun barusan lalu menghentakkan kakinya. “Aku benci padamu SHIN RI HYUN.” dan Ia pun melangkah pergi meninggalkan Rihyun.

“Oh, iya.. Selamat ya. Aku lupa, Ini, tadi Donghae menitipkan ini padaku. Ia bilang ini hadiah untukmu.” Eunhyuk menyerahkan sebuah jepit rambut berwarna Biru safir pada Rihyun dan pergi meninggalkan mereka berdua.

*

PLAKK !!

“Puas ?? Itu yang kamu mau kan? Menghancurkan hubunganku dengan Eunhyuk. Sekarang apa lagi hah?” Rihyun menampar Awan dengan keras. Emosinya memuncak sekarang.

Awan mengelus pipinya yang merah dan menatap Rihyun balik.

“Kamu yang membuat pilihan sendiri RiHyun-ah. Kenapa kamu menamparku?”

“Masih nanya lagi!! Kamu itu idiot atau apa sih??”

“Aku kan tidak memaksamu RiHyun-ah. Kamu yang membuat pilihan dengan berkata seperti itu kan? Kalau kamu menyesal, kamu bisa kejar Eunhyukmu itu dan bilang kalau yang tadi itu bohong. Beres kan? Tinggal kamu menerima resikonya saja.”

“YAAAAAAAAHHHH!! Kenapa kamu jahat seperti ini. Ini bukan Awan yang kukenal dulu.” Rihyun berkata dalam Bahasa Indonesia. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya

“Memang benar. Dan kau tahu siapa yang membuatku seperti ini?” Awan masih berkata datar.

“Siapa?” tanya Rihyun lirih.

“kamu.” Awan tersenyum dan menarik RiHyun untuk ikut bersamanya.

“Lepaskan aku!!” Rihyun melepaskan diri dari Awan dan berlari keluar dari pelataran gedung.

*

Rihyun menatap pemandangan didepannya dengan tatapan kosong, stasiun Subway saat itu mulai ramai karena banyak orang yang mulai hilir-mudik di sekitarnya. Sudah 30 menit ia duduk di situ dan memikirkan kejadian yang baru saja dialaminya.  Ia kemudian berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke arah pintu subway yang persis ada didepannya seraya memasukkan tangannya ke dalam saku jaketnya. Udara di sekitar masih dingin. Angin musim gugur yang berhembus, membuat ia semakin kedinginan.

Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang ? Aiish. Rihyun menghela napas dengan berat. Matanya terlihat berkaca-kaca, seperti ingin menangis. Ia tidak tahu harus melakukan apa, apa yang akan terjadi selanjutnya dan apa yang akan terjadi pada hidupnya nanti.

Ia menundukkan kepalanya sesaat ketika baru saja duduk di kursi pojok Subway. Air matanya mulai menetes.

“Saranghae Eunhyuk-ah.. Nan jeongmal Saranghae” Air matanya mulai deras membasahi pipinya. Ia kembali membenamkan kepalanya. Pikirannya melayang pada kejadian 3 hari yang lalu di depan kantor tempat ia bekerja.

*

Flash.back

“Eonnie.. Aku pulang duluan ya. Annyeong” Rihyun melambai pada seniornya, Park Chan Rin.

“Ne. Jalgayo!!” teriak Park Chan Rin. Rihyun menoleh dan tersenyum lebar.

Hari itu, Rihyun ada janji dengan Min Young membeli souvenir untuk dibawa pulang oleh ayah ibunya ke Indonesia. Sudah hampir 2 minggu ayah dan ibunya itu tinggal di rumah pamannya dan besok, mereka akan segera pulang. Rihyun bergegas keluar ruangan, takut Min Young sudah lama menunggunya di luar.

“Min Young ke mana nih ? Kok belum datang juga..” Rihyun melihat ke arah sekelilingnya. Banyak orang yang berjalan, tetapi tidak ada satupun dari mereka adalah MinYoung. Rihyun memutuskan untuk duduk di halte bus samping kantornya.

“Haus?” tawar seseorang yang berdiri tepat di samping RiHyun. Rihyun menoleh.

“YAH! Kamu lagi. Mau apa lagi sih?”

“Aku? Aku mau di dekatmu. Tidak salah kan? Eunhyuk saja bisa selalu berada di dekatmu.” Awan duduk di sebelah Rihyun. Tangan kanannya masih menawarkan sebotol minuman dingin kepada Rihyun. Rihyun menoleh heran.

“Eunhyuk? Kamu tahu Eunhyuk? Dari mana? Aku rasa aku baru 3 kali bertemu denganmu lagi dan aku tidak mengatakan apa-apa.”

“Aku tahu segala hal tentangmu dengan Eunhyuk. Aku tahu kalau kau sangat menyukai Eunhyuk. Aku tahu kamu juga dekat dengan member Super Junior lainnya terutama Donghae. Aku tahu kalau kamu pernah kencan dengannya selama 2kali. Aku tahu segalanya.. Oh,iya Aku tahu juga kalau Eunhyuk punya perasaan yang sama denganmu.” Jawab Awan masih fokus dengan minuman di depannya.

Rihyun tersentak kaget. Ia tidak menyangka kalau Awan mengetahui hampir semua aktivitasnya bersama Eunhyuk. Ia kemudain bertanya, “Kamu.. selama ini kamu mengikutiku? Begitu?”

Awan menoleh ke arahnya dan tersenyum sambil berkata “Begitulah”

“Jadi, yang waktu itu aku lihat di supermarket itu benar kamu? Omonaaa..”

“Supermarket? Mungkin”

“Apa sebenarnya maumu?” tanya Rihyun dengan nada kesal.

“Aku mau kamu. Tapi tidak dengan Eunhyuk. Aku mau kamu menjauhi Eunhyuk atau...” Awan masih tersenyum senang melihat raut wajah Rihyun yang terlihat kaget.

“Atau apa? Kau mau melakukan apa padaku?” Rihyun menghela napas berat. Ia mencoba menahan emosinya.

“Tidak ada. Maksudku, aku tidak akan melakukan apapun padamu, tapi pada Eunhyuk.”

“Maksudnya?”

“Kau ingat saat Eunhyuk yang memar-memar ketika peristiwa percobaan perampokan pada mobil Eunhyuk? Kau ingat juga saat malam hari sebelum hari kelulusanmu, Eunhyuk masuk rumah sakit karena ia yang mengalami kecelakaan ringan?”

Rihyun terdiam, ia ingat sekali 2 kejadian itu. “Bagaimana kau tahu itu?”

“Jelas aku tahu. Aku yang berada di balik semua itu.” Awan masih menatap Rihyun dengan serius.

“Mwoyo?? Apa-apaan kamu ini!! Kenapa kau melakukan itu Awan??” Rihyun tersentak kaget. Ia sungguh tidak mempercayai semua ucapan Awan.

“Kenapa? Hm.. Aku kesal sekali dengan Eunhyukmu itu. Berani sekali ia memelukmu dan mengecup pipimu sedangkan aku tidak.”

“Haaah?? Kau!!! Kau benar-benar menguntitku?? Aigooo!! Berani sekali kau ini!!”
Rihyun masih kaget. Ia nyaris mau pingsan mendengar semua ucapan Awan. Bagaimana tidak? Selama ini, ia hidup dengan dibuntuti. Jelas ini melanggar privasi dirinya. Ia kemudian bertanya lagi,

“Kamu.. kenapa kamu mengatakan semuanya padaku?”

“kenapa ya? Tidak apa-apa. Aku hanya ingin memberitahumu untuk menjauhi Eunhyuk. Itu saja. Aku juga kasihan dengannya kalau sampai karena kamu, ia menerima hal yang lebih buruk lagi daripada yang sebelumnya.”

Rihyun makin terdiam. Ia tidak pernah menyangka hal ini sebelumnya. Omonaaa.. apa lagi ini?

“Pikirkan baik-baik ya sayaaaang. Annyeong.”

“Awan, tunggu!!” teriak Rihyun, tapi tidak diperdulikan oleh Awan. Rihyun lemas. Semua badannya terasa rapuh. Ia menatap sekitar dengan tatapan kosong, masih tidak percaya dengan yang barusan terjadi. Ia perlu mencerna ucapan Awan yang begitu banyak degan tenang.

Drrrrt,- Drrrrt,- Ponsel Rihyun berdering. Ia mengambil dan melihat nama yang tertera di layar poselnya. Hwang Min Young.

“Yoboseyo, Rihyun-ah?”

“Ne, yoboseyo. Min Young-ah, kebetulan kau menelepon. Aku tidak bisa membeli souvenir hari ini. Aku merasa tidak enak badan sekarang. Bisakah kau yang membeli saja?”

“Ooooh, baiklah. Tapi aku masih di kampus sekarang. Mungkin 1 jam lagi aku baru bisa beli.”

“Gwencana. Sudah ya. Annyeong”

“Ne, annyeong Rihyun-ah.”

*

Tidak.. Tidak.. Awan pasti bohong. Ia tidak mungkin melakukannya. Tidak mungkin.. bagaimana bisa ia mengetahui semua aktivitasku.. tunggu! Apa mungkin ia menaruh kamera tersembunyi di kamarku? Atau di rumah? Aigoo.. tidak tidak, itu mustahil. Aku dan MinYoung kan selalu membersihkan rumah tiap minggu. Dan tidak ada tanda-tanda mengenai kamera. Ok. Tenangkan dirimu, Shin Ri Hyun!!

“YAAAAAHHHH!! Kenapa harus begini jadinya?” Rihyun menghempaskan dirinya ke tempat tidurnya dan merenungkan semuanya. Se-mu-a-nya.  Mulai dari ia yang melihat Awan di Supermarket kemudian di rumah Hwang Min Young dan terakhir.. di depan kantornya.

“Aiiigo, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mungkin membiarkannya berbuat yang lebih buruk pada Eunhyuk.” Rihyun mulai menangis.

“Mianhae Eunhyuk-ah.”

*

“Rihyun-ah. Kau di mana sekarang?” tanya Donghae saat di telepon. Rihyun diam, tidak menjawab pertanyaan Donghae.

“Rihyun-ah? Apa kau baik-baik saja.”

“Ne.. Aku baik-baik saja Donghae. Sungguh.” Rihyun bicara lirih. Ia tidak mau Donghae tahu kalau ia baru saja menangis.

“Jinca?? Tapi, suaramu tidak seperti biasanya.. Apakah kau bersama dengan laki-laki yang bernama Awan itu sekarang?” tanya Donghae harap-harap cemas. Ia merasa ada yang tidak beres antara Eunhyuk dengan Rihyun.

“Geuraeyo. Aku sungguh  sangat baik sekarang. Tidak, aku tidak jadi pergi dengannya. Paman menyuruhku untuk pulang ke rumah sekarang.” Jawab Rihyun bohong. Sebisa mungkin untuk tidak memberitahu Donghae lebih dulu. Setidaknya untuk saat ini.

“Baguslah. Eunhyuk terlihat marah sekali tadi. Sebenarnya apa yang terjadi Hyun-ah?”

“Anniyo.. Donghae-ah, aku tidak mau membahas masalah itu sekarang. Aku capek. Sudah ya, eh.. terimakasih ya untuk jepit rambutnya. Bagus banget hehe”

“Jepit rambut? Maksudnya?”

“Tadi Eunhyuk memberiku jepit rambut warna biru safir. Dia bilang itu darimu..”

“Haaah? Anniyo.. Itu bukan dariku, tapi dari Eunhyuk sendiri Hyun-ah. Tadi siang ia baru saja membelinya sepulang dari kantor.”

“Eh? Mwoyo?” sebuah senyum kecil pun tersungging di wajah RiHyun. Senyum yang menggambarkan kesenangan sekaligus kesedihan yang dialaminya.

Bagaimana dengan Eunhyuk?

Tobe.continued

huwaaaa oke, chapter 5 ini aku buat dengan sangat terburu-buru. Ya, aku tahu. Pasti sangat jelek. banar kan? kuharap kalian yang membaca fanficku ini mau berbagi komentar dan saran buatku untuk ke depannya yah. Kansahamnida :)


selanjutnya, sebelumnya






Tidak ada komentar:

Posting Komentar