Minggu, Oktober 07, 2012

She is My Girlfriend (Chapter 3)


Kyuhyun membuka matanya. Menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih buram sambil mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali. Berusaha untuk mengumpulkan nyawanya yang baru saja kembali setelah tidurnya selama beberapa jam. Ck! Gumam Kyuhyun pelan setelah kesadarannya pulih sepenuhnya. Kyuhyun lalu bangun, berjalan menuju kamar mandi dan membasuh wajahnya yang muram. Bahkan tidur pun masih belum bisa menghilangkan rasa kesalnya tadi sore.

Tiba-tiba saja Kyuhyun teringat RinAh. Ish! Harusnya aku tidak bersikap seperti itu juga terhadapnya! Hanya karena ia sedang kesal karena masalah lain, lantas ia harus melampiaskannya pada RinAh? Sangat bukan sifat Kyuhyun. Kyuhyun menatap pantulan dirinya di depan cermin yang sangat jelek. “Hhh, bisa-bisa aku keriput lebih dini kalau terus-terusan begini!” gumam Kyuhyun sambil meraba-raba wajahnya. Ia lalu mengambil handuk yang berada di sebelah cermin dan mengusap wajahnya.

“Bisa aja kan kalau ternyata mereka cuma lagi syuting buat CF terbaru mereka? Bukan karena mereka sedang pergi berdua aja kan? Benar juga, mereka berdua kan memang masih terikat kontrak dengan variety show itu kan ya? Ish, kenapa juga aku bodoh kayak gini sih! Pake acara marah-marah juga lagi. Ya ampun, kalau emang kayak gini terus-terusan beneran bisa keriput lebih cepet.”

Kyuhyun tersentak mendengar dering ponselnya. Ia kembali kamarnya dan mendapati sebuah nama di layar ponselnya. Seohyun-ah. Ck!

Kenapa justru orang yang saat ini tidak mau ditemuinya malah meneleponnya? Ada apa perlu apa memang?

“Iya, ada apa Seohyun-ah?”

“Oppa! Kau lupa ya? Kau bilang akan mengantarku malam ini ke rumah sakit? Ingat?”
Ya Ampun! Kenapa juga aku bisa lupa janji itu!

“Ah iya! Baiklah. Tunggu aku dalm waktu 10 menit. Aku akan ke rumahmu sekarang.” tanpa sadar, sebuah senyum kembali merekah di wajah Kyuhyun.
*
“Ku mohon, aku masih ingin hidup di dunia ini. Apakah kau tidak kasihan melihatku? Aku saja tidak tahu di mana tubuhku sekarang. Di mana orangtuaku atau ah- apakah orangtuaku masih hidup atau tidak? Bagaimana juga dengan teman-temanku yang lain? Masih banyak yang ingin aku lakukan di dunia ini. Sungguh. Aku masih belum siap. Jebal eonni... (aku mohon kak)” Rin Ah mendekapkan kedua tangannya di depan wajahnya, memohon agar permintaannya dikabulkan tetapi gadis itu hanya menatapnya datar.

“Yaa! Kau pikir kematian itu akan menjemputmu ketika kau sudah siap?! Ataukah kematian harus menelponmu terlebih dahulu untuk memberikan pemberitahuan bahwa kau harus pulang ke akhirat?! Sejak kapan hal itu terjadi? Jangan seenaknya mengatur. Semuanya itu sudah tertata. Tersistem. Dan kau tidak bisa seenaknya merusak sistem tersebut.” Ucap gadis itu sambil menyampirkan rambutnya yang hitam panjang ke balik bahunya.

Wajah RinAh mendadak berubah menjadi tegang, ia tidak pernah berpikir bahwa hal ini benar-benar akan terjadi. Maksudnya, halooo~ aku ini masih muda, masih menjadi anak bau kencur yang baru tahu seluk-beluk dunia ini, masih banyak hal yang ingin dilakukannya. RinAh tertunduk, wajahnya lemas melihat ekspresi gadis itu. Seolah semua yang diucapkan gadis itu adalah sebuah putusan juri yang tidak bisa diganggu gugat lagi, seolah yang tadi gadis itu ucapkan adalah takdir dari perjalanan hidupnya. Ya Tuhan, dengarlah doaku. Sungguh, aku benar-benar tidak ingin meninggal dulu sekarang. Aku akan melakukan apapun sungguh agar aku tidak meninggal sekarang.

Gadis itu menoleh dari balik bahunya, “Tunggu apa lagi?! Ayo ikut aku! Jangan sampai atasanku lho ya yang menjemputmu. Bisa-bisa kau diambil dengan cara paksa lagi.” Kemudian berjalan lagi meninggalkan RinAh yang masih berdiri mematung di tempatnya.

RinAh masih memandangi punggung gadis itu sambil bergumam pelan, memohon agar dia kembali lagi dan mengatakan bahwa Ia tidak jadi mencabut nyawanya, dan membiarkannya pergi bahwa RinAh boleh hidup lagi dan bertemu dengan keluarga, teman dan semuanya. Tapi sedetik kemudian ia terkesiap. Ingat bahwa gadis itu bisa membaca pikirannya kalau-kalau ia mau. Dan.. gotcha! Gadis itu berbalik. Entah, apakah ia mendengar semua isi kepalanya atau ia benar-benar akan mengabulkan permintaannya.
*
Kyuhyun dan Seohyun berada di dalam mobil milik Kyuhyun. Suasananya terlihat canggung. Kyuhyun masih sibuk dengan berbagai pertanyaan yang berkelebat di dalam benaknya. Mengenai apa yang dilihatnya tadi sore di kawasan N’Seoul Tower.

“Seohyun-ah..”

“Em?”

“Tadi sore aku makan ramyun di tempat Hankyung ahjussi. Dan mm.. sepertinya aku melihatmu. Di kawasan N’ Seoul Tower. Bersama Yonghwa?”

Seohyun terdiam kemudian tersenyum kecil, “Ah.. itu benar oppa hehe. Wae?”

“Apakah kau bersama Yonghwa sekarang?”

“Bagaimana ya. Mm.. bisa dibilang begitu oppa. Sejak 2 minggu yang lalu hehe. Tapi, oppa! Jangan beritahukan siapa-siapa dulu. Hanya kau yang tahu. Semua orang menganggap kami hanya pasangan dalam We Got Married saja.”

Krak.

“Oh, begitu. Sudah kuduga. Chukhahae (selamat) Seohyun-ah.”

“Eo.. gomawoo Oppa (ya, terimakasih oppa)”

Krak.

Kyuhyun menghela napasnya sesak. Menatap lurus ke depan dan melajukan mobilnya cepat. Dasar bodoh! Umpatnya.
*
“Aku lupa.” Ucap gadis itu begitu sampai kembali di depan RinAh.

“Lupa? Kenapa?”

“Aku lupa bahwa setiap manusia mempunyai 2 takdir. Yang satu adalah takdirmu yang sekarang, dan satu lagi bisa dibilang cadangan. Dan.. kau beruntung, kau mendapatkan kesempatan untuk takdirmu yang lain.”

“Maksudmu?”

“Huh. Kau ini, tidak bisa pintar sedikit apa. Gini deh, baru saja atasanku memberitahukan padaku bahwa doamu dikabulkan oleh Tuhan.” Ucap gadis itu membuat RinAh semakin tidak mengerti. Tapi sedetik kemudian ia kembali menjawab, “Iya. Barusan kau berdoa kan? Dan doamu dikabulkan. Kau boleh kembali hidup. Eotteokhae?”

“Woaaah. Jinjja eonni? Aaaah, gomawoo”

“Jangan senang dahulu. Kau punya beberapa syarat yang harus dipenuhi.”

“Apa?”

“Kau harus mendapatkan seseorang yang ikhlas dan jujur ingin membantumu mencari tubuhmu. Ini serius. Aku tidak bercanda. Kau harus kembali ke tubuhmu dalam waktu 30 hari. Lewat dari 30 hari, kau gagal dan mau tidak mau, kau harus ikut pulang bersamaku. Arasseo?”

“Hanya itu? Baiklah. Itu sangat mudah!”

“Ck.. terserah. Yang jelas aku tidak akan mau tahu apapun alasannya.”
Hahaha, aku kan sudah punya Kyuhyun yang mau tidak mau harus membantuku. Baiklah, aku ahrus menemuinya sekarang!

“ Jadi, aku boleh pergi sekarang?”
***
tobe.continued.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar