Hari ini adalah tahun ajaran baru. Di mana semua siswa
sekolah kami kembali berkumpul di lapangan untuk sekadar menngikuti upacara
bendera sebagaimana biasanya.Aku kembali bertemu dengan Gadis Cantik itu.Ia
masih sama seperti dahulu, hanya saja hari ini ia terihat sangat berbeda.Ia
datang kepadaku dan menyapaku seperti biasanya. Ia masih terlihat sangat
istimewa bagiku (tentu saja), namun kali ini sungguh berbeda. Tidak terlihat
murung lagi, malah semakin terlihat cantik dengan senyumnya itu.
Aku berkata bahwa ia terlihat sungguh berbeda sekarang.
Raut wajah cantiknya itu kini benar-benar bersinar, tidak redup seperti dahulu
aku pertama kali mengenalnya. Ia hanya tersenyum kecil, membuatku sungguh
penasaran. Ia kemudian memelukku dan aku membiarkannya. Hingga ia menceritakan
semuanya. Ya, semuanya. Rupanya ia telah mengikhlaskan Mahameru-nya itu untuk
pergi. Menuntut ilmu di negeri seberang. Liburan lalu ia menuliskan sebuah
surat untuk Mahamerunya itu.
Gadis Cantik itu menceritakannya semua padaku. Mengapa ia
menulis surat itu dan mengapa juga ia tidak menyampaikan surat itu pada
Mahameru padahal ia sangat ingin menyampaikannya.Ia menceritakan sedikit
tulisannya kepadaku. Kira-kira begini...
***
Hai, kamu yang di sana.
Ini merupakan surat
pertama dan mungkin yang terakhir yang aku sampaikan padamu. Aku berterima
kasih padamu, pada waktu yang telah kau berikan padaku untuk sekadar
mengenalmu. Menjadi temanmu selama kurang lebih satu tahun ini.
Aku berterima kasih pada
takdirku, takdir yang awalnya aku sesali karena aku yang diletakkan di
lingkaran di mana kamu berada. Aku yang pada saat itu hilang dari teman-temanku
sendiri hingga akhirnya mengenalmu, sebagai temanku.
Aku tahu, aku salah
menyukaimu seperti ini. Karena semua orang tahu, kau adalah miliknya. Tapi aku
terlambat ketika menyadarinya, perasaan itu sudah tumbuh subur di hatiku, dan
aku tidak bisa mencabutnya begitu saja. Terlalu sakit, kau tahu kan?
Untukmu yang di sana~
aku sadar bahwa mungkin saja perasaanku ini tidak berbalas. Ketika aku
menyadari bahwa kau hanya menganggapku sebagai seorang teman, itu lebih dari
kata ‘cukup’ bagiku. Karena sejatinya, aku bukanlah seorang ratu yang harus
mendapatkan apa yang aku inginkan. Biar Tuhan, kertas ini dan angin lalu yang
mengetahuinya.
Dan ketika aku
mengetahui bahwa kau akan melanjutkan hidupmu di suatu tempat, rasanya itu
seperti aku dijatuhkan dari tempat yang begitu tinggi hingga aku pecah
berkeping-keping. Aku juga merasa heran kenapa aku bisa merasa seperti itu.
Padahal sebelumnya, sebelum aku menyukaimu. Semuanya baik-baik saja. Memang
benar, cinta itu bisa membuat segala sesuatunya menjadi sebaliknya ya? Andai
saja kamu juga merasakan apa yang aku rasakan saat ini.
Untukmu yang di sana,
sekarang aku mulai mengerti. Meski kau akan hidup di sana sedangkan aku di
belahan dunia yang lain. Kau akan tetap selalu ada di hatiku. Meski kau
nantinya akan hidup bersama orang lain dan aku hidup bersama yang lain juga.
Tapi aku akan tetap mengingatnya. Mengingat bahwa aku pernah menyukaimu seperti
sekarang. Terima kasih ya telah mengajarakan banyak hal padaku.
***
Begitulah kira-kira isi surat yang ia tuliskan untuk
Mahameru. Sungguh aku sendiri tidak menyangka ia bisa menulis surat itu untuk
seseorang seeperti Mahameru. Ia tidak pernah setegar itu dihadapanku. Membuatku
agak tersentak karena ternyata, aku masih belum mengenal Gadis Cantik itu
seluruhnya. Tapi.. satu yang aku tahu, kini aku tahu bagaimana perasannya yang
sebenarnya. Perasaan yang selama ini ia simpan untuk Mahamerunya.Entah mengapa,
hal itu membuatku semakin iri dengannya.Bagaimana mungkin ia menyimpannya
serapih itu.
Tapi, Gadis Cantik itu hanya menjawab, "Hati perempuan itu
sedalam lautan. Tidak akan ada yang mampu menebak apa yang kita pikirkan atau
kita rasakan bukan?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar