Kalau kau ingin menggangguku sekarang. Silahkan pergi.” Ucap Kyuhyun datar begitu melihat Rin Ah memasuki apartemennya tanpa melihatnya sama sekali. Rin Ah sedikit terkejut, namun entah sejak kapan, ia mulai terbiasa dengan sikap dinginnya Kyuhyun. Entahlah tidak ada yang tahu. Tapi, satu yang Rin Ah sadari. Kali ini Kyuhyun benar-benar terlihat kacau.
Apakah ia sedih?
Masa sih?
Selama ini kan ia memang selalu menyebalkan. Tidak pernah tidak. Tapi kali ini?
Pertanyaan-pertanyaan itu mendadak muncul di kepala RinAh tanpa bisa dicegah, sekaligus membuatnya sadar pasti ada sesuatu yang sedang terjadi.
“Kau ini kenapa sih?” tanya RinAh agak marah, tetapi Kyuhyun tetap diam. Ia malah memilih untuk pergi ke dapur dan menambil sebotol air mineral dari lemari esnya.
“Oke, baiklah baiklah. Aku tidak akan mengganggumu. Setidaknya saat ini. Aku ke sini murni tidak bermaksud mengajakmu bertengkar seperti ini.” Ucap RinAh lagi tahu bahwa ucapannya yang tadi sama sekali tidak digubris.
“Wanita itu makhluk yang seperti apa sih?”
Rin Ah terdiam. Apa-apaan ini? Kenapa tiba-tiba Kyuhyun melemparkan sebuah pertanyaan konyol pada dirinya. Bukankah harusnya ia sudah tahu jawabannya ya. Ish.
“Maksudmu?”
“Ck.. haruskah aku mengulang pertanyaanku?”
“Tidak perlu. Aku belum tuli. Kau ini memang tidak pernah ramah ya! Kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu padaku?”
“Tidak apa-apa. Ya! RinAh-ssi.” Kyuhyun meninggikan suaranya. Bermaksud untuk memotong ucapan RinAh yang selanjutnya. Aku tahu pasti anak ini ingin membalikkan pertanyaan lagi. Sial.
“Sebenarnya kau ini niat gak sih untuk menjawab pertanyaanku? Iya, aku tahu. Pertanyaanku memang konyol, lalu? Tapi aku benar-benar tidak tahu jawabannya.” Jelas Kyuhyun sehingga membuat RinAh terdiam.
RinAh masih diam, belum menjawab Kyuhun. Mereka berdua diam. Membuat keheningan diantara mereka semakin mencekam. Tidak ada yang bergerak, tidak ada yang bahkan menoleh satu sama lain hingga akhirnya Kyuhyun mengalah. Ia beranjak dari tempat tidurnya.
“Yasudahlah, lupakan saja. Aku tahu memang sia-sia bertanya padamu.”
“Pertanyaanmu kurang spesifik. Kalau kau bertanya begitu, jawabannya ya Wanita itu.. sama sepertimu. Manusia.”
Seketika itu juga Kyuhyun langsung melemparkan tatapan sinisnya kepada gadis itu.
Salah. Salah besar aku bertanya padanya. Umpat Kyuhyun dalam hati.
“Dengarkan aku dulu, aku belum selesai bicara. Wanita itu.. em.. apa ya.. memang makhluk yang sulit untuk dimengerti. Sulit untuk ditebak, kecuali kau benar-benar mengenalnya. Itu pun tidak menjamin kau bisa mengertinya seratus persen. Tujuh puluh persen pun sepertinya tidak. Tidak pernah ada yang tahu bagaimana isi hati wanita sekalipun kau berusaha mengoreknya. Percayaah akan hal itu. Yah setidaknya begitulah yang aku tahu.”
Kyuhyun terdiam mendengar penjelasan RinAh. Begitukah?
“Kau saja tidak pernah mengerti aku yang bukan siapa-siapamu. Yang kau sebut-sebut hantu atau apalah. Bagaimana kau mau bisa mengerti isi hati orang yang kamu sayang.”
RinAh sengaja memelankan suaranya, berharap Kyuhyun tertampar keras dengan ucapannya, namun yang ia dapatkan lagi-lagi tatapan Kyuhyun yang tidak bisa ia mengerti.
Dia ini kenapa sih?
“Gomawo RinAh-ssi.”
“Dwaesseo. Kenapa? Masih patah hati ya? Kan banyak tuh cewek diluar sana yang suka sama kau. Kenapa juga harus memikiran orang yang tidak menyukaimu.”
“Haha benar juga. Omong-omong ada apa kau kemari?”
“Oh.. itu. Enggak jadi deh. Aku pergi dulu ya. Annyeong.”
“Ya! Maafkan aku. Aku tahu kau kemari ada sesuatu. Katakan saja.”
“Em.. aku ingin meminta bantuanmu. Boleh?”
“Soal?”
*
Sebenarnya RinAh begitu senang mendapati Kyuhyun telah berada di apartemennya lagi. Setelah.. ya bisa dikatakan seminggu ia menghilang begitu saja. Tanpa memberi kabar apapun. Tidak pernah muncul di kedai Ramyun milik Hankyung ahjussi, atau tampil di acara TV bersama Super Junior atau pribadi. Tidak pernah muncul di Radio Sukira untuk sekadar mengunjungi Sungmin oppa. Ini semua pasti karena jadwal Super Junior yang sedang santai.
Oke, RinAh akui, memang ia bukanlah siapa-siapanya Kyuhyun tapi setidaknya kan ia memberi pesan atau apalah agar dirinya tidak merasa kehilangan seperti ini. Kan dia sendiri yang datang menghuni apartemen miliknya lalu sekarang ia menghilang begitu saja? Padahal ia belum sempat meminta tolong padanya... dan waktunya sudah berkurang selama 8 hari! Bisa dibayangkan kan?
Tapi ketika rasa senangnya membuncah dan hampir saja ia memeluk Kyuhyun begitu RinAh mendapati Kyuhyun berada di apartemennya lagi, Kyuhyuh malah mengusirnya? Mengatakan bahwa “Kalau kau ingin menggangguku sekarang, silahkan pergi... bla bla bla” jelas saja ia merasa sakit hati. Dan sudah dipastikan RinAh akan menampar wajahnya kalau saja ia tidak sedang terlihat kacau.
Iya, RinAh menyadari bahwa Kyuhyun sedang kacau. Patah hati mungkin? Karena gadis itu lagi? Tapi RinAh agak tidak percaya melihat kondisi Kyuhyun seperti itu. RinAh merasa sedikit marah, tidak rela dengan keadaan Kyuhyun yang kacau seperti ini. Tetapi ia tidak bisa menujukkan rasa marahnya itu. Tidak mungkin.
“Wanita itu makhluk yang seperti apa sih?”
Pertanyaan Kyuhyun jelas menunjukkan ia sedang patah hati, membuat RinAh semakin terdiam. Bingung harus menjawab apa. Baru saja ia –untuk ke sekian kalinya- adu mulut dengan Kyuhyun tetapi ia malah mendapatkan pertanyaan seperti itu. Konyol tapi sangat dalam. Rin Ah mencoba berpikir, mencari-cari jawaban yang pas untuk dikatakannya tetapi ia malah mendapatkan ucapan tajam darinya. Bagaimana mungkin ia bisa menjawab pertanyaannya kalau Kyuhyun saja tidak mau memberinya sedikit waktu.
“Wanita itu..”
*
Kyuhyun menghela napasnya kembali. Tidak habis pikir dengan permintaan tolongnya yang aneh itu. Ia masih membayangkan ucapan RinAh sebelumnya, sebegitu burukkah ia bersikap pada RinAh sebelumnya?
Aaaaish. Neo babo-ya! Kyuhyun-a!
Bisakah kau bersikap lebih manusiawi kepadaku?
Bisakah kita berteman, iya hanya berteman seperti yang lainnya.
Bisakah kau yah, sekali saja tidak mengusirku ketika aku datang. Karena sungguh, kau selalu bersikap seperti itu padaku!
Ucapan-ucapan RinAh begitu menusuk hatinya. Mianhae RinAh-ssi. Aku tidak pernah bermaksud seperti itu..
Lamunan Kyuhyun terhenti ketika ponselnya kembali berdering. Ia mengambil ponselnya dan melihat nama yang tertera di sana. Ck!
“Ne hyeong? Wae geurae?” ucap Kyuhyun malas
“Kau kenapa?” tanya Eeteuk tanpa basa-basi terlebih dahulu
“Memangnya aku kenapa?”
“Dasar bodoh. Sudah berapa lama aku mengenalmu? Jelas saja aku tahu kau itu sedang kenapa-kenapa.”
“Oh itu..”
“Jadi masih belum mau cerita padaku? Baiklah.”
“Bukan begitu maksudku hyeong.. aku bisa menyelesaikan masalahku sendiri. Setidaknya sampai saat ini. Hyeong tenang saja.”
“Huahaha masih berlagak kuat juga nih bocah. Yah, terserah padau sajalah nak’ aku percaya padamu! Jangan segan-segan untuk meneleponku kalau kau perlu bantuan.”
“Ne hyeong! Annyeong~”
Tut-tut-tut..
Kyuhyun mengetik sebuah nama di kontak ponselnya. Bermaksud untuk meneleponnya dan menyelesaikan semuanya. Setidaknya ia tidak ingin dikatakan seorang pengecut oleh siapapun di luar sana. Tidak akan.
Teleponya tersambung, tidak lama kemudian..
“Yoboseyo Seohyun-a! (Halo, seohyun!) Neo odi e isseoyo? (Kamu di mana?)”
Ya, aku harus menyelesaikannya sekarang juga!
*
“Naega jeongmal dangsineul johaheyo, Seohyun-ah! Neomu johahae.”
Kata-kata itu muncul begitu saja tanpa bisa dicegah oleh Kyuhyun padahal Seohyun baru saja datang dan manaruh tasnya.
“Ne, oppa? Kenapa.. begitu tiba-tiba?”
Ekspresi wajah Seohyun jelas menandakan bahwa ia begitu terkejut, tapi Kyuhyun tidak memerdulikannya. Ia tetap harus bicara. Iya, harus!
“Anni.. (tidak) aku ingin bertemu denganmu hanya karena ingin mengatakan hal ini padamu.”
“Tapi kenapa?”
“Kenapa apanya?”
“Kenapa oppa baru bilang sekarang?! Dan kenapa tiba-tiba seperti ini!”
“Aku.. sudah tidak tahan lagi. Aku tidak bisa menyembunyikan perasaanku lebih lama lagi sedangkan kau sudah bersama orang lain.”
Seohyun terdiam sejenak, merapihkan bajunya dan kembali menatap Kyuhyun.
“sejak kapan?”
“sejak.. apa? Apa sih maksudmu?”
“aku tanya.. sejak kapan oppa menyukaiku.”
“Ooh.. Sejak bertahun-tahun yang lalu. Sejak aku mengenalmu. Sejak kita digosipkan. Sejak aku mulai dipairingkan denganmu. Sejak aku tahu bahwa kau gadis yang baik.”
“Oh begitu ya..” Seohyun tersenyum padanya, senyum yang tidak bisa diartikan oleh Kyuhyun.
“Kau tidak ingin mengatakan apa-apa? Yasudahlah. Aku pulang dulu ya. Annyeong”
Kyuhyun berjalan membelakangi Seohyun, semakin lama semakin jauh.
“Kyuhyun-oppa~ gomawo..” ucap seohyun setelah berhasil meraih lengan Kyuhyun kembali. “Oppa, andai oppa mengatakannya sedari dulu. Mungkin tidak akan seperti ini jadinya.”
“Maksudmu?”
“Ne, nan Kyuhyun-oppa johahaeyo. (Iya, aku menyukai Kyuhyun-oppa) Tapi aku rasa rasa sukaku ini lebih diartikan bahwa aku menyukai oppa hanya sebagai kakak.”
“Oh.. iya. Aku sudah tahu hal itu.” Kyuhyun mendelik sebentar, masih dengan sikap congkaknya seperti biasa. Namun, Seohyun sudah mengenalnya cukup lama, jadi ia hanya tersenyum melihat ekspresi oppanya itu.
“Haaaaah~ leganya!! Terima kasih ya. Jaga dirimu baik-baik. Aku pulang dulu.”
“Ne oppa. Gomawoo..”
“Cheonma~ semoga kau bahagia bersamanya.”
“Eo! Oppa! Jaljayo~”
Kyuhyun terus melangkah. Menuju lapangan tempat ia memarkirkan mobilnya tanpa menoleh sedikitpun ke belakang. Ia tahu, iya, tahu pasti bahwa saat ini seohyun pasti sedang menatap punggungnya, hingga ia menghilang dari pandangan Seohyun. Tapi, Kyuhyun tidak mau menoleh ke belakang. Kyuhyun takut, keputusannya akan sirna begitu saja ketika melihatnya. Ia takut, ia tidak bisa melepaskan Seohyun. Iya, ia takut akan hal itu.
*
Kyuhyun kembali memarkirkan mobilnya di lapangan parkir gedung apartemen tempat ia tinggal. Perasaannya sungguh lega sekarang. Ya, ia sudah memutuskan untuk melepaskan Seohyun dan ia tidak akan menyesal akan hal itu. Saat ini, yang ia ingikan adalah bertemu dengan RinAh dan menceritakan semuanya. Yang, paling tidak ia harus memperbaiki hubungannya dengan RinAh.
Karena kalau dipikir-pikir, selama ini memang ia selalu jahat ya kepada RinAh. Tapi kan tidak sepenuhnya ia bersalah! RinAh juga yang terkadang suka bersikap menyebalkan. Yah, meskipun demikian, RinAh tetap menyenangkan. Ia bahkan selalu hadir di saat-saat tak terduga. Di saat heong-hyeongnya tidak bisa menemaninya, RinAh tanpa diundang malah tiba-tiba hadir di sisinya. Ketika ia benar-benar merasa patah hati, ia juga hadir menemaninya.
Menyenangkan juga mempunyai teman hantu sepertinya.
Tapi, setiap kali ia melihatnya, perasaan itu pasti akan muncul. Perasaan bersalah akan kecelakaan setahun yang lalu. Bagaimana kalau perempuan itu bernasib sama dengan RinAh? Luntang-lantung di dunia ini. Tidak jelas. Bagaimana dengan keluarganya?
Ah, terserahlah! Aku tidak ingin merusak suasana hatiku sendiri. Tidak mau.
Kyuhyun memasuki gedung apartemen itu, memilih melewati tangga ketimbang lif yang disediakan oleh gedung ini. Berharap ia menemukan RinAh di kamarnya dan ia akan tersenyum lebar. Tidak, ia tidak akan mengusirnya lagi. Cukup kemarin saja.
Kyuhyun mengambil kunci pintunya di saku, yah andai saja ia seperti RinAh, ia tidak akan memerlukan kunci lagi. Setelah berhasil mendapatkan, ia membuka pintunya.
“Rin Ah?”
***
Tobe continued.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar