Hari ini aku ingin bercerita
mengenai gadis cantik itu lagi. Masih ingatkah kau? Gadis Cantik yang tanpa aku
sadari telah mewarnai masa-masa SMA-ku. Gadis Cntik yang tanpa aku sadari,
telah mengajariku banyak hal. Ia kembali. Setelah sekolah kami selesai begitu
saja. Setelah ia menghilang dalam waktu yang cukup lama. Setelah aku dan dia
jarang sekali berkomunikasi karena kesibukan masing-masing.
Hari ini ia datang ke rumahku.
Kali ini dengan penampilan yang berbeda. Hari ini ia mengenakan gamis panjang
berwarna biru muda dengan hijab kepala dengan warna senada. Aku yakin sekali,
jika aku tidak mengenakan kacamataku,aku sudah salah mengira siapa dia.
Yah, seperti kalian tahu, aku
dan dia memang berteman baik. Meskipun dulu ketika sekolah aku jarang berbicara
dengannya. Rasanya itu, tanpa harus berkomunikasi lewat percakapan panjang pun,
aku bisa memahami dirinya dan begitu juga sebaliknya. Heran ya? Tapi memang
itulah faktanya.
Iya, saat ini ia bersekolah di
Universitas Indonesia. Imu Keperawatan. Yang aku tahu, cita-citanya hingga saat
ini, adalah menjadi perawat. Menurutnya menjadi perawat sama halnya dengan
menjadi dokter. Ia ingin membantu orang lain, berguna bagi orang lain. Begitu
juga denganku. Hanya saja jalan yang kami pilih berbeda. Aku menuntut ilmu di
Universitas Gadjah Mada, memilih untuk menjadi seorang sastrawan, aku ingin
mengajak semua orang untuk menulis. Iya, menulis. Karena dengan tulisan.. semua
bisa tersampaikan. Karena dengan tulisan, semua orang bisa memahami satu sama
lain. Karena dari tulisan.. aku juga mengenal Gadis cantik itu.
Tidak ada kabar mengenai
Mahameru itu. Gadis Cantik itu datang tidak dengan kabar tentang Mahameru-nya
itu. Aku mengira, mungkin ia benar-benar sudah mengikhlaskannya. Mungkin.
Apakah ia menemukan seorang pengganti yang lebih baik? Aku tidak berani
menanyakannya. Yah, terlalu takut untuk melihat wajahnya yang cantik itu
kembali redup. Tapi, sekali lagi.. ia tidak seperti ia yang aku kenal untuk
pertama kalinya. Tidak.
Aku menatapnya dalam. Aku
tahu,jika ia datang padaku.. itu pasti karena ada sesuatu yang mendesak.
“Aku bertemu Mahameru.”
Aku benar-benar tidak percaya.
Nama yang sudah lebih dari 2 tahun ini tidak terdengar lagi dari mulutnya. Dari
celotehnya yang sangat jarang sebenarnya, kini kembali terdengar. Aku sudah
menduganya bahwa ia belum bisa melupakan Mahameru.Tapi, aku juga tidak tahu
bahwa ia akan kembali bercerita mengenai hal ini. Aku berpikir, seharusnya ia
menemukan seseorang yang lebih pantas untuknya. Seharusnya ia mengakhiri semua
kisah “cinta bertepuk sebelah tangan”-nya itu.
Tapi aku tidak mnegatakannya.
Aku tidak akan mengucapkan apa yang ada di benakku itu. Tidak, karena aku yakin
apapun yang ia pilih, adalah sebuah keputusan yang terbaik. Ia kembali
menatapku, dan sebuah kalimat kecil meluncur dari bibirnya,
“Mahameru kembali dan ia
menyampaikan surat ini untukku.”
Aku menerima surat itu kemudian
membacanya dalam hati..
*
Bismillahirrohmanirrohiim..
Halo, gadis cantik. Lama tidak bertemu. Hari ini bisa
kukatakan percakapan pertamaku denganmu. Bukan percakapan secara langsung sih,
tapi setidaknya lewat tulisan ini, aku bisa berbicara padamu.
Aku tidak mengenalmu. Memang benar. Tapi, aku mengetahuimu.
Aku tahu siapa namamu, di mana kelasmu dulu, teman-temanmu dan bisa dikatakan
aku tahu juga rumahmu juga segala hal lain tentangmu. Wah, aku seperti seorang
stalker, ya?
Maaf. Tapi, aku tidak pernah bisa berhenti mencari tahu
tentangmu. Di lain sisi, aku juga enggan berbicara padamu. Maafkan aku, ya.
Dulu aku terlalu megutamakan gengsiku. Tapi ada alasan lain, kau terlalu
pendiam.Kau bahkan tidak pernah sama sekali tersenyum jika kita bertemu.
Padahal aku tahu lho, dulu kau selalu memperhatikanku secara sembunyi-sembunyi.
Ahaha, lucu ya? Itulah yang selalu membuatku terkadang malas menyapamu atau
sekadar tersenyum. Kau juga selalu sibuk dengan segala urusanmu. Apakah tentang
tugas sekolah ataukah tentang yang lain. Aku juga tidak tahu. Aku selalu
memperhatikanmu tergesa-gesa dalam berjalan. Rasanya itu seperti, hey, kenapa
sih tidak bisa santai sedikit? Apakah waktu terlalu mengejar-ngejarmu?
Itulah yang tidak pernah bisa aku mengerti tentangmu. Tapi
jujur sekali, aku merasa kau orang yang sangat berbeda. Dan itu membuatku
tertarik. Sungguh. Tertarik untuk mencari tahu tentangmu. Hingga aku berasumsi
dan yakin kalau kau mempunyai perasaan yang lebih padaku, ya? Hahaha (maaf
sedikit kegeeran :p)
Em, apakah perasaan itu masih sama sampai saat ini? Karena
kalau masih sama, betapa beruntungnya aku!
Tapi meskipun aku merasa tertarik padamu. Hingga muncul
sebuah perasaan yang awalnya tidak bisa aku terima dalam diriku. Dan perasaan
itu semakin menumpuk dan menumpuk. Aku tidak bisa bicara ataupun mengenalmu
lebih. Aku memilih untuk membiarkanmu dan melepasmu. Dan aku membiarkan kau
sedih karena aku, iya kan ya? Sekali lagi, aku minta maaf.
Tapi ada sebuah alasan mengapa aku bersikap seperti itu. Aku
tahu kau berbeda. Kau baik (menurut teman-temanmu), menurutku juga sih. Dan
menurutku seorang perempuan yang baik tidak patut untuk dinodai. Kau mengerti kan?
Itulah mengapa aku bersikap seolah-olah aku benar-benar tidak mengenalmu atau
setidaknya merespon sedikitpun padamu.
Aku tidak ingin perasaanku padamu atau sebaliknya semakin
bertambah dan bertambah karena aku berinteraksi padamu. Aku takut nantinya tidak
lagi menjadi indah. Bukankah sebuah perasaan adalah sebuah anugerah? Dan sebuah
anugerah akan menjadi indah bila memang waktunya sudah tepat?
Tapi, hingga aku lulus dan saat ini kau sudah luluspun..
Kenyataannya adalah, perasaanku yang lebih untukmu, sama
sekali tidak berubah.
Aku tahu aku salah. Aku sudah melanggar janjiku selama ini.
Hanya saja, aku harus membertitahumu. Tapi, lewat tulisan ini.. aku sama seklai
tidak memaksamu. Aku tidak ingin mengikatmu denganku. Aku masih melepasmu.
Kalau memang kau adalah tujuan akhir pencarianku selama ini.
Biarlah Allah mengurus semuanya dan jadikan pertemuan kita suatu hari nanti
menjadi indah.
Sekian dulu ya. Terima kasih.
Best regards,
Mahameru.
*
Wow.. aku tidak tahu apa yang
harus kukatakan selain itu setelah membaca surat Mahameru. Aku tersentak karena
prinsip kuat yang masih dipegang oleh Mahameru. Selama ini aku menganggap
sebuah hubungan adalah wajar untuk para remaja seperti kita. Sebuah janji
tetapi bukan janji yang berhasil membuat hatiku trenyuh membacanya. Begitu ia
menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Membuatu seolah-oleah merasa sangat kecil.
Aku tidak menangis, tidak. Dan aku juga tidak melihat Gadis Cantik itu
menangis. Ia hanya tersenyum manis.
“Aku tidak mengenal Mahameru,
Gadis Cantik. Tapi sekarang aku tahu, ia adalah laki-laki yang sangat baik.”
“Aku tahu itu. Sejak lama.”
***
suka
BalasHapusmakasih ka jeff ^^
BalasHapus