Kamis, Agustus 22, 2013

Kisah Gadis Cantik; Kembali


Hari ini aku ingin bercerita mengenai gadis cantik itu lagi. Masih ingatkah kau? Gadis Cantik yang tanpa aku sadari telah mewarnai masa-masa SMA-ku. Gadis Cntik yang tanpa aku sadari, telah mengajariku banyak hal. Ia kembali. Setelah sekolah kami selesai begitu saja. Setelah ia menghilang dalam waktu yang cukup lama. Setelah aku dan dia jarang sekali berkomunikasi karena kesibukan masing-masing.

Hari ini ia datang ke rumahku. Kali ini dengan penampilan yang berbeda. Hari ini ia mengenakan gamis panjang berwarna biru muda dengan hijab kepala dengan warna senada. Aku yakin sekali, jika aku tidak mengenakan kacamataku,aku sudah salah mengira siapa dia.

Yah, seperti kalian tahu, aku dan dia memang berteman baik. Meskipun dulu ketika sekolah aku jarang berbicara dengannya. Rasanya itu, tanpa harus berkomunikasi lewat percakapan panjang pun, aku bisa memahami dirinya dan begitu juga sebaliknya. Heran ya? Tapi memang itulah faktanya.

Iya, saat ini ia bersekolah di Universitas Indonesia. Imu Keperawatan. Yang aku tahu, cita-citanya hingga saat ini, adalah menjadi perawat. Menurutnya menjadi perawat sama halnya dengan menjadi dokter. Ia ingin membantu orang lain, berguna bagi orang lain. Begitu juga denganku. Hanya saja jalan yang kami pilih berbeda. Aku menuntut ilmu di Universitas Gadjah Mada, memilih untuk menjadi seorang sastrawan, aku ingin mengajak semua orang untuk menulis. Iya, menulis. Karena dengan tulisan.. semua bisa tersampaikan. Karena dengan tulisan, semua orang bisa memahami satu sama lain. Karena dari tulisan.. aku juga mengenal Gadis cantik itu.

Tidak ada kabar mengenai Mahameru itu. Gadis Cantik itu datang tidak dengan kabar tentang Mahameru-nya itu. Aku mengira, mungkin ia benar-benar sudah mengikhlaskannya. Mungkin. Apakah ia menemukan seorang pengganti yang lebih baik? Aku tidak berani menanyakannya. Yah, terlalu takut untuk melihat wajahnya yang cantik itu kembali redup. Tapi, sekali lagi.. ia tidak seperti ia yang aku kenal untuk pertama kalinya. Tidak.

Yang aku tahu.. Gadis Cantik di depanku ini sangat dewasa. Apakah pergaulan yang membuatnya seperti ini? Kalau iya.. aku semakin iri dengannya. Tidak, tidak untuk menjatuhkannya. Tapi aku iri karena ia bisa mengontrol hatinya dengan sangat baik.Aku iri karena ia yang bisa menjaga apapun dalam dirinya dengan sangat baik.
Aku menatapnya dalam. Aku tahu,jika ia datang padaku.. itu pasti karena ada sesuatu yang mendesak.

“Aku bertemu Mahameru.”

Aku benar-benar tidak percaya. Nama yang sudah lebih dari 2 tahun ini tidak terdengar lagi dari mulutnya. Dari celotehnya yang sangat jarang sebenarnya, kini kembali terdengar. Aku sudah menduganya bahwa ia belum bisa melupakan Mahameru.Tapi, aku juga tidak tahu bahwa ia akan kembali bercerita mengenai hal ini. Aku berpikir, seharusnya ia menemukan seseorang yang lebih pantas untuknya. Seharusnya ia mengakhiri semua kisah “cinta bertepuk sebelah tangan”-nya itu.

Tapi aku tidak mnegatakannya. Aku tidak akan mengucapkan apa yang ada di benakku itu. Tidak, karena aku yakin apapun yang ia pilih, adalah sebuah keputusan yang terbaik. Ia kembali menatapku, dan sebuah kalimat kecil meluncur dari bibirnya,

“Mahameru kembali dan ia menyampaikan surat ini untukku.”

Aku menerima surat itu kemudian membacanya dalam hati..

*

Bismillahirrohmanirrohiim..

Halo, gadis cantik. Lama tidak bertemu. Hari ini bisa kukatakan percakapan pertamaku denganmu. Bukan percakapan secara langsung sih, tapi setidaknya lewat tulisan ini, aku bisa berbicara padamu.

Aku tidak mengenalmu. Memang benar. Tapi, aku mengetahuimu. Aku tahu siapa namamu, di mana kelasmu dulu, teman-temanmu dan bisa dikatakan aku tahu juga rumahmu juga segala hal lain tentangmu. Wah, aku seperti seorang stalker, ya?

Maaf. Tapi, aku tidak pernah bisa berhenti mencari tahu tentangmu. Di lain sisi, aku juga enggan berbicara padamu. Maafkan aku, ya. Dulu aku terlalu megutamakan gengsiku. Tapi ada alasan lain, kau terlalu pendiam.Kau bahkan tidak pernah sama sekali tersenyum jika kita bertemu. Padahal aku tahu lho, dulu kau selalu memperhatikanku secara sembunyi-sembunyi. Ahaha, lucu ya? Itulah yang selalu membuatku terkadang malas menyapamu atau sekadar tersenyum. Kau juga selalu sibuk dengan segala urusanmu. Apakah tentang tugas sekolah ataukah tentang yang lain. Aku juga tidak tahu. Aku selalu memperhatikanmu tergesa-gesa dalam berjalan. Rasanya itu seperti, hey, kenapa sih tidak bisa santai sedikit? Apakah waktu terlalu mengejar-ngejarmu?

Itulah yang tidak pernah bisa aku mengerti tentangmu. Tapi jujur sekali, aku merasa kau orang yang sangat berbeda. Dan itu membuatku tertarik. Sungguh. Tertarik untuk mencari tahu tentangmu. Hingga aku berasumsi dan yakin kalau kau mempunyai perasaan yang lebih padaku, ya? Hahaha (maaf sedikit kegeeran :p)

Em, apakah perasaan itu masih sama sampai saat ini? Karena kalau masih sama, betapa beruntungnya aku!

Tapi meskipun aku merasa tertarik padamu. Hingga muncul sebuah perasaan yang awalnya tidak bisa aku terima dalam diriku. Dan perasaan itu semakin menumpuk dan menumpuk. Aku tidak bisa bicara ataupun mengenalmu lebih. Aku memilih untuk membiarkanmu dan melepasmu. Dan aku membiarkan kau sedih karena aku, iya kan ya? Sekali lagi, aku minta maaf.

Tapi ada sebuah alasan mengapa aku bersikap seperti itu. Aku tahu kau berbeda. Kau baik (menurut teman-temanmu), menurutku juga sih. Dan menurutku seorang perempuan yang baik tidak patut untuk dinodai. Kau mengerti kan? Itulah mengapa aku bersikap seolah-olah aku benar-benar tidak mengenalmu atau setidaknya merespon sedikitpun padamu.

Aku tidak ingin perasaanku padamu atau sebaliknya semakin bertambah dan bertambah karena aku berinteraksi padamu. Aku takut nantinya tidak lagi menjadi indah. Bukankah sebuah perasaan adalah sebuah anugerah? Dan sebuah anugerah akan menjadi indah bila memang waktunya sudah tepat?

Tapi, hingga aku lulus dan saat ini kau sudah luluspun..

Kenyataannya adalah, perasaanku yang lebih untukmu, sama sekali tidak berubah.

Aku tahu aku salah. Aku sudah melanggar janjiku selama ini. Hanya saja, aku harus membertitahumu. Tapi, lewat tulisan ini.. aku sama seklai tidak memaksamu. Aku tidak ingin mengikatmu denganku. Aku masih melepasmu.

Kalau memang kau adalah tujuan akhir pencarianku selama ini. Biarlah Allah mengurus semuanya dan jadikan pertemuan kita suatu hari nanti menjadi indah.

Sekian dulu ya. Terima kasih.

Best regards,

Mahameru.

*

Wow.. aku tidak tahu apa yang harus kukatakan selain itu setelah membaca surat Mahameru. Aku tersentak karena prinsip kuat yang masih dipegang oleh Mahameru. Selama ini aku menganggap sebuah hubungan adalah wajar untuk para remaja seperti kita. Sebuah janji tetapi bukan janji yang berhasil membuat hatiku trenyuh membacanya. Begitu ia menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Membuatu seolah-oleah merasa sangat kecil. Aku tidak menangis, tidak. Dan aku juga tidak melihat Gadis Cantik itu menangis. Ia hanya tersenyum manis.

“Aku tidak mengenal Mahameru, Gadis Cantik. Tapi sekarang aku tahu, ia adalah laki-laki yang sangat baik.”

“Aku tahu itu. Sejak lama.”
***

2 komentar: